Wednesday, September 25, 2019

Hormon pada Ginjal dan Fungsinya (Bagian 2)

(Credit: Pearson Education)

Postingan tentang hormon pada ginjal bagian 2 ini merupakan challenge lho. Dengan postingan ini, kita makin kenal sama dua ginjal yang kita miliki, dan bagaimana dia, beserta bagian-bagian yang sangat-sangat kecil itu, bekerja untuk keseimbangan dan kesempurnaan yang kita rasakan. OK ...^_^

Pada ginjal, unit yang berfungsi atau yang bekerja dinamakan nefron, dan di sini lah air kencing atau urin sebenarnya dibentuk dari darah. Ada sekitar 1 juta nefron pada setiap ginjal, dan masing-masing nefron memisahkan urin dari darah.

Nefron dibedakan menjadi dua.
  • Nefron kortikal. Nefron ini pendek dan semua bagiannya terletak di kortek
  • Nefron juktamedulari. Nefron ini bentuknya panjang (ada sekitar 20% dari semua nefron), tube dan pembuluh darahnya “tercelup” jauh ke medula, tujuannya adalah untuk konsentrasi urin pada saat kita kekurangan asupan cairan atau kurang minum. Jadi dengan kemampuan nefron ini membuat konsentrasi urin, pengeluaran buangan tubuh melalui cairan jadi sedikit.

Suplai darah ke nefron adalah melalui afferent arteriole, yang merupakan bagian yang terkecil dan porsi yang paling terjauh dari system arteri renal.

Dari afferent, darah mengalir menuju glomerulus, yang merupakan sebuah seri loop kapiler khusus. Melalui kapiler ini, air dan partikel kecil disaring dari darah untuk dan jadi urin. Sisanya, darah meninggalkan glomerulus menuju ke efferent arteriole, yang merupakan pembuluh pertama dari pembuluh darah kotor di sistem ini.

Dari efferent, darah keluar menuju salah satu dari dua sistem kapiler tambahan:
  • kapiler peritubular, mengelilingi tubular pada nefron kortek, atau
  • vasa recta, mengelilingi tubular nefron juktamedulari.
Setiap nefron merupakan struktur seperti pipa (tube). Pipa dimulai dari kapsul bowman's berbentuk kantong yang dikelilingi oleh glomerulus. Pipa kapsul Bowman's mengecil menjadi proximal convoluted tubule (PCT). PCT membelok dan membalik dan kemudian lurus ke descending limb-nya loop of Henle.
Descending loop of Henle mencelup masuk ke medula, seperti jepitan rambut membalik lagi ke atas menuju kortek yang disebut ascending loop of Henle.

Ada dua segment dari ascending limb-nya loop of Henle, segment tipis dan segment tebal. Distal convoluted tubule (DCT) adalah segment yang tebal dan berujung di collecting duct. Urin dari collecting duct terus menuju papilae dan berakhir di renal pelvis.

Ada spesial sel di affarent arterioles, efferent arterioes, dan DCT yang dikenal dengan komplek juktaglomerular. Sel ini yang menghasilkan dan menyimpan renin.

Renin adalah hormon yang membantu meregulasi aliran darah, filtrasi glomerular (GFR), dan tekanan darah. Renin dihasilkan disaat sel di DCT (namanya macula densa) merasakan perubahan volum dan tekanan darah.

Macula densa terletak berdampingan dengan sel penghasil renin. Renin akan dihasilkan disaat sel macula densa merasakan volume darah, tekanan darah, dan level sodium yang rendah.

Renin akan mengkonversi substrate renin (angiotensinogen) menjadi angiotensin I. Hal ini akan berdampak terhadap satu seri reaksi yang mengakibatkan sekresi hormon aldosteron.

Hormon aldosteron meningkatkan reabsopsi sodium ginjal dan air, mengembalikan tekanan darah, volum darah, dan level sodium darah

Dinding kapiler glomerular memiliki tiga lapis, endothelium, basement, dan epithelium. Lapisan endothelial dan epithelial dipisahkan oleh pori-pori yang menyaring air dan partikel kecil dari darah ke kapsul Bowman's, hasilnya adalah cairan yang disebut filtrated, atau “early urine”.

Setelah mengenal bagian ginjal sedikit detail, maka hormon yang dihasilkan oleh ginjal lainnya akan didiskusikan secara individual atau masing-masing hormon. 

1 comment:

  1. kalau berlaku sesuatu pada ginjal, adakah hormon jg turut berubah?

    ReplyDelete

@eerlinda2005