Saturday, September 21, 2019

Estrogen, suplemen hormon, dan hasrat hidup


Sebelum tentara Jepang masuk ke Indonesia, dan berinisiatif menjajah negeri ini; empat tahun sebelum pejuang-pejuang bangsa memproklamirkan kebebasan negeri ini, yaitu pada tahun 1941, produk estrogen disahkan sebagai suplemen hormon di USA untuk mengatasi keluhan gejala menopause.

Teman semua pasti sudah tidak asing lagi dengan kata estrogen ini.

Yups, estrogen adalah salah satu dari dua hormonnya perempuan, satunya lagi adalah progesteron. Tapi bukan berarti lelaki tidak menghasilkan estrogen, lelaki juga menghasilkan estrogen secukupnya.

Estrogen berperan pada fisiologi reproduksi, dan juga pada kardivaskular, tulang, dan saraf otak. Peran estrogen pada hypotalamus nuklei berbeda dalam mengontrol makanan yang dimakan, energi yang digunakan, dan penyebaran jaringan lemak.

Aktifitas estrogen di skelatal muscle, hati, jaringan lemak, dan sel kekebalan tubuh berkaitan dengan sekresi sensifitas insulin, pencegahan akumulasi lemak, dan inflamasi. Aksi estrogen di pankreas islet B-cell juga meregulasi sekresi insulin, keseimbangan nutrisi, dan kelanjutan hidup.

Kekurangan estrogen menyebabkan tidak berfungsinya metabolis yang mengarah ke obesiti, sindrom metabolis, dan diabetes tipe 2.

Beberapa dekade kemudian, kebutuhan asupan suplemen estrogen yang menjadi reputasi sebagai penangkal berbagai keluhan dan penderitaan berkaitan dengan penuaan menjadi berbagai isu yang berdampak pada kesehatan sejumlah jaringan yang memang mengalami penuaan tersebut.

Keraguan dengan terapi asupan suplemen hormon ini juga berbuah sejak awal 70-an ketika adanya hubungan dengan kanker rahim. Sehingga dimasukkan lagi progesteron untuk pengobatan wanita yang memiliki rahim.

Tahun 1995 saja (sorry, lagi ga keburu nyari data terkini), 4 orang dari 10 orang wanita menopause di USA menggunakan terapi asupan suplemen hormon estrogen ini untuk mengatasi gejala menopause, mencegah sakit jantung kronis (cardiovascular diseases), osteoporosis, dan sakit pikun Alzheimer's.

Berikut ini adalah ringkasan tentang estrogen dari hormone,org:

Kekurangan estrogen pada perempuan:
Pada umumnya adalah disebabkan menopouse atau karena operasi pengangkatan indung telur. Tanda-tanda kekurangan estrogen adalah:
  • Turunnya siklus datang bulan (menstruasi) atau bahkan berhenti
  • Terasa kepanasan dan/atau keringat malam.
  • Susah tidur
  • Kering dan menipis saluran kewanitaan (vagina)
  • Turunnya hasrat berhubungan intim
  • Mood yang tidak menentu (mood swings)
  • Sebahagian perempuan mengalami menstrual migrain, yaitu sakit kepala bagian kanan yang hebat sebelum menstruasi, karena rendahnya estrogen.
Kekurangan estrogen pada lelaki:
Rendahnya estrogen pada lelaki dapat menyebabkan kelebihan lemak perut dan rendahnya hasrat berhubungan intim.


Kelebihan estrogen pada perempuan dapat menyebabkan:
  • Bertambah berat badan, khususnya pinggang, panggul, dan paha
  • Masalah menstruasi, sangat sedikit atau sangat banyak
  • Premenstrual syndrome
  • Fibrokistic payudara (non-cancerous breast lumps)
  • Fibroid (non-cancerous tumor) pada uterus
  • Kelelahan
Kelebihan estrogen pada lelaki dapat menyebabkan:
  • Pembesaran dada (gynecomastia)
  • Sulit ereksi
  • Tidak subur (infertility) 

5 comments:

  1. perutku mulai buncit, kayaknya kurang hormon ini, harus diseimbangin ya

    ReplyDelete
  2. gak bole kurang gak bole lebih yah. yang sedang2 saja :)

    ReplyDelete
  3. kalau merokok / vape secara tak langsung mengurangkan kadar estrogen bagi kedua-dua jantina, kan?

    ReplyDelete

@eerlinda2005