Wednesday, April 27, 2022

Pediatrics 19. Autism Spectrum Disorders pada anak

 

Ilustrasi: Salah lorong di Ochsner


Tidak begitu jelas apa tepatnya penyebab penyakit ini. Namun, bukti nyata mengarahkan disorder ini adalah turunan. Dalam keluarga yang memiliki saudara kandung dengan Autism Spectrum Disorders atau disingkat ASD, kemungkinan kejadian lagi akan memiliki anak yang kena ASD dengan peluang 2 hingga 8%. Saat ini sedang berlangsung penelitian yang menitikberatkan pada gen yang bertanggung jawab pada perkembangaa penyakit ini. Selain faktor genetik, faktor lingkungan juga mempengaruhi. 


Pernah kita dengar ribut-ribut tentang vaksin/imunisasi MMR (measles, mumps, and rubella) atau kandungan vaksin (thimerosal) dapat menyebabkan autism. Namun tidak ada satu bukti pun terbukti.


Apalagi pada dasarnya, sebenarnya, penyakit ini sudah diderita seseorang pada periode awal perkembangan otak dalam rahim (setelah 20 -24 hari terjadi pembuahan).


Seperti apa gejala anak yang menderita ASD? 


ASD berkenaan dengan rendahnya kemampuan anak dalam berkomunikasi, bertingkah laku, dan berinteraksi dengan orang lain yang biasanya sudah dimiliki anak berusai 3 tahun. Ia juga memperlihatkan gerakan yang berulang-ulang, dan tingkah yang ngotot juga merupakan karakter ASD. Gambaran tentang ASD ini diistilahkan STEREOTYPY, barangkali  ia sering membolak-balik tangannya, membenturkan kepala, dan mengigit-gigit bagian badannya sendiri. Anak ASD juga mengalami kesulitan dengan sensori dan akan menjadi masalah besar baginya terhadap bunyi-bunyian yang keras, cahaya terang, sentuhan, dan pelukan. Mereka biasanya juga menghindari tatapan mata atau berinteraksi. Kesulitan berinteraksi adalah hallmark, kadang mereka menjadi echolalia atau membeo, umumnya bisa terlihat saat anak berumur 18 bulan.

1 comment:

@eerlinda2005