Friday, July 31, 2020

Psychiatric 10. Exhibitionism Disorder, meraih kepuasan dengan mempertontonkan alat kelamin



Exhibitionistic disorder adalah kondisi yang ditandai oleh hasrat, fantasi, dan tingkah mengekspos alat kelaminnya terhadap orang di tempat umum, khususnya orang-orang yang tidak dia kenal. Kondisi ini merupakan bagian dari paraphilic disorder.


Ada beberapa tipe exhibitionistic disorder, tergantung pada umur orang yang diperkirakan jadi incaran. Contohnya, kecenderungan untuk memperlihatkan pada anak-anak menjelang remaja, atau para dewasa, atau keduanya. Beberapa penderita bisa saja menolak mengakui bahwa mereka mempertontonkan alat kelaminnya terhadap orang-orang yang tidak menginginkannya, atau menolak bahwa ia mengalami penderitaan, dan jika dilakukan berulang-ulang maka orang ini didiagnosa mengalami exhibitionistic disorder. Hal ini diderita oleh 2-4 persen populasi pria.


Bila seseorang lebih dari 6 bulan, berulang dan intens meningkatnya hasrat seks (birahi), fantasi seks, tingkah laku, atau dorongan seks yang berkaitan dengan mempertontonkan alat kelamin terhadap orang yang tidak mengharapkannya. Dorongan atau fantasi yang menyebabkan penderitaan atau kesulitan pribadi di lingkungan kerja atau di keseharian. Contoh menarik di kehidupan kita seperti yang dialami oleh teman-teman yang diungkapkan mereka pada comment di Psychiatric 9.


Penyebab berkembangnya exhibitionistic disorder meliputi antisocial personality disorder, alcohol abuse, dan peminat pedophilia. Juga emotional abuse selama masa anak-anak dan pengalaman seks di masa anak-anak. Juga hyperseksual. Penderita sering mengarah ke perkosaan.


Umumnya penderita tidak mencari pengobatan dan tidak menerima pengobatan hingga mereka tertangkap oleh petugas. Pengobatan dini sangat disarankan. Treatment untuk exhibitionism meliputi psychoterapy dan pengobatan dengan obat-obatan.
Peneliti menyarankan behavioral models yang efektif untuk penderita adalah menyediakan penderita dengan peralatan untuk mengontrol dorongannya dan menemukan cara yang lebih dapat diterima daripada mempertontonkan alat kelaminnya kepada orang-orang.
Cognitive behavioral terapi dapat membantu penderita mengenali dorongan yang menyebabkan dorongan dan mengendalikannya ke arah yang lebih sehat.
Pendekatan psychotherapy, relaxation training, empathy training, merupakan training dalam memecahkan masalah, dan restrukturisasi kognitif.
Obat, meliputi obat menghambat hormon sex, sehingga dapat menurunkan hasrat sex. Antidepressant dan mood disorder untuk mengurangi hasrat sex.

3 comments:

  1. Saya baca ini, yang keinget malah kejadian viral mhs Unair itu yang sering ngelakuin "fetish" sama mhs lainnya dengan kedok riset. Lucu sih yahh,, dibungkus kaya mayar gtu.. wkwkwk
    Herannya itu mhs kok mau yah.. Riset apaan coba dibungkus kain gtu.. hehehe

    ReplyDelete
  2. Waduh, syerem amat ya orang yang berkelakuan seperti itu. DI televisi pernah ada berita lelaki yang mempertontonkan alat kelaminnya pada orang lain di tempat umu. Bisa jadi dia gila ya stres gitu. Anehnya orang kayak gitu kok masih bisa normal? Bingung juga sih hihihihi :D

    ReplyDelete
  3. moga kita dilindungi daripada golongan sebegini...takuttttt

    ReplyDelete

@eerlinda2005