Exhibitionistic
disorder adalah kondisi yang ditandai oleh hasrat, fantasi, dan
tingkah mengekspos alat kelaminnya terhadap orang di tempat umum,
khususnya orang-orang yang tidak dia kenal. Kondisi ini merupakan
bagian dari paraphilic disorder.
Ada beberapa tipe
exhibitionistic disorder, tergantung pada umur orang yang
diperkirakan jadi incaran. Contohnya, kecenderungan untuk
memperlihatkan pada anak-anak menjelang remaja, atau para dewasa,
atau keduanya. Beberapa penderita bisa saja menolak mengakui bahwa
mereka mempertontonkan alat kelaminnya terhadap orang-orang yang
tidak menginginkannya, atau menolak bahwa ia mengalami penderitaan,
dan jika dilakukan berulang-ulang maka orang ini didiagnosa mengalami
exhibitionistic disorder. Hal ini diderita oleh 2-4 persen populasi
pria.
Bila seseorang lebih
dari 6 bulan, berulang dan intens meningkatnya hasrat seks (birahi),
fantasi seks, tingkah laku, atau dorongan seks yang berkaitan dengan
mempertontonkan alat kelamin terhadap orang yang tidak
mengharapkannya. Dorongan atau fantasi yang menyebabkan penderitaan
atau kesulitan pribadi di lingkungan kerja atau di keseharian. Contoh
menarik di kehidupan kita seperti yang dialami oleh teman-teman yang
diungkapkan mereka pada comment di Psychiatric 9.
Penyebab berkembangnya
exhibitionistic disorder meliputi antisocial personality disorder,
alcohol abuse, dan peminat pedophilia. Juga emotional abuse
selama masa anak-anak dan pengalaman seks di masa anak-anak. Juga
hyperseksual. Penderita sering mengarah ke perkosaan.
Umumnya penderita
tidak mencari pengobatan dan tidak menerima pengobatan hingga mereka
tertangkap oleh petugas. Pengobatan dini sangat disarankan. Treatment
untuk exhibitionism meliputi psychoterapy dan pengobatan dengan
obat-obatan.
Peneliti menyarankan
behavioral models yang efektif untuk penderita adalah menyediakan
penderita dengan peralatan untuk mengontrol dorongannya dan menemukan
cara yang lebih dapat diterima daripada mempertontonkan alat
kelaminnya kepada orang-orang.
Cognitive behavioral
terapi dapat membantu penderita mengenali dorongan yang menyebabkan
dorongan dan mengendalikannya ke arah yang lebih sehat.
Pendekatan
psychotherapy, relaxation training, empathy training, merupakan
training dalam memecahkan masalah, dan restrukturisasi kognitif.
Obat, meliputi obat
menghambat hormon sex, sehingga dapat menurunkan hasrat sex.
Antidepressant dan mood disorder untuk mengurangi hasrat sex.
top
Saya baca ini, yang keinget malah kejadian viral mhs Unair itu yang sering ngelakuin "fetish" sama mhs lainnya dengan kedok riset. Lucu sih yahh,, dibungkus kaya mayar gtu.. wkwkwk
ReplyDeleteHerannya itu mhs kok mau yah.. Riset apaan coba dibungkus kain gtu.. hehehe
Waduh, syerem amat ya orang yang berkelakuan seperti itu. DI televisi pernah ada berita lelaki yang mempertontonkan alat kelaminnya pada orang lain di tempat umu. Bisa jadi dia gila ya stres gitu. Anehnya orang kayak gitu kok masih bisa normal? Bingung juga sih hihihihi :D
ReplyDeletemoga kita dilindungi daripada golongan sebegini...takuttttt
ReplyDelete