Wednesday, July 22, 2020

Psychiatric 5. Terapi Kognitif

Cool Coolio, Gangsta's Paradise (Dangerous Minds)

Bila terapi behavior lebih fokus pada meningkatkan, atau melemahkan, atau membuang behavior (kebiasaan dan tingkah laku) yang diukur, dan sangat sedikit memperhatikan pikiran pasien atau kognitif pasien, dimana sebenarnya berkaitan dengan behavior itu sendiri. Ada dua terapi yang akan dibahas di sini:

Terapi rasional-emosi behavior
Terapi ini juga disebut REBT (Rational-Cognitive Behavior Therapy) yang dikembangkan Robert Ellis pada tahun 1955. Tujuan terapi adalah untuk membuang akar keyakinan yang irasional dengan membantu orang-orang mengenali pikiran-pikiran yang tidak akurat, tidak bijak, dan tidak berguna.

Pikiran-pikiran ini seperti yang terungkap dalam bentuk kata: Mesti (Mestikah aku harus selalu sopan?), Perlu (Perlukah aku menang terus dalam permainan bowling), Harus (Aku harus kurus dan cantik). Ellis mengungkapkan pikiriran negatif prosesnya sangat gampang, segampang kita mengungkap kata A-B-C. Prosesnya juga A → B → C yaitu Activating event → Belief → Consequence emosi.

Persepsi mempengaruhi semua pikiran, dan kemudian mempengaruhi tingkah laku. Hal ini terlihat seperti menuangkan air panas mendidih ke dalam gelas dengan separuh penuh atau separuh kosong. Contohnya, bayangkan kamu baru saja mendapatkan undangan pesta ulang tahun (Activating event), terus kamus berpikir, “Aku ga suka pesta, enakan di rumah nonton drakor. Dia ngundangku karena ngarep kado dariku.” (Beliefs). Kamu barangkali merasa tidak begitu senang bila kamu pergi (Consequence emosi). Sebaliknya, bisa saja kamu berpikir, “Aku suka pesta (Activating event). Bakalan ketemu teman dan teman baru, lagian aku paling demen beliin kado lucu buat yang ultah.”(Beliefs). Terus, kamu pun merasa akan menikmati momen indah (Consequence emosi).

Ellis percaya bahwa pengalaman yang telah lalu berperan ke apa yang disebut Beliefs, namun ia berpendapat bahwa kita tidak bisa mengubah apa yang telah lalu, namun kita bisa mengubah cara kita di saat sekarang.

Terapi kognitif behavior
Terapi ini dikenal dengan CBT (Cognitive-Behavioral Therapy) yang dikembangkan oleh salah satu pengikut Freud, Aaron T Beck. Saat ia mempelajari depresi dari perspektif psikoanalitik, ia menjadi percaya bahwa orang-orang yang depresi umumnya memiliki stereotype pola pikir negatif dan pikiran kritis yang sepertinya melemahkan kemampuan dalam berpikir dan memproses informaasi. CBT didasarkan pada kognitif psikologi dan teori behavior.

Metode Beck yang mendasari CBT adalah aktif, direktif, waktu yang terbatas, dan pendekatan yang terstruktur yang digunakan untuk men-treat berbagai psikisatrik disorder, seperti depresi, cemas, phobi, dan masalah sakit lainnya. Ini berdasarkan pada prinsip teori yang bagaimana orang-orang merasa dan bersikap dengan tegas oleh cara mereka berpikir tentang dunia dan bagaimana mereka melihatnya. Kognitif mereka didasarkan pada sikap atau asumsi yang berkembang pengalaman sebelumnya. Kognitif ini bisa saja akurat atau atau bisa saja lemah.

Menurut Beck, kita semua memiliki schemata atau asumsi yang unik tentang diri kita sendiri, orang lain, atau dunia di sekitar kita. Respon yang cepat dan tidak dipikirkan sama sekali dalam sebuah schema disebut automatic thoughts. Respon ini biasanya intens dan sering muncul pada penderita psikiatrik, seperti depresi dan anxiety. Sering automatic thought atau cognitive distortions tidak rasional dan cenderung mengarah ke asumsi yang salah dan misinterpretasi, contohnya, “Kalau saya tidak melakukannya secara perfek, saya hanyalah pecundang.”

Pada CBT, para terapis membantu pasien untuk mengubah cara mereka berfikir dan mengurangi symtom. Pasien diajarkan untuk menenggelamkan pikiran negatif mereka dan menggantikannya dengan yang positif dan lebih rasional. Tugas-tugas “homework” sangat berperan dalam CBT.

Note: Mengenal interplay antara kejadian, pikiran negatif, dan respon negatif sangat bermanfaat bagi patient-care dan orang yang terlibat. Intervention: supportive therapeutic measure, membantu pasien mengidentifikasi pola pikir negative.

3 comments:

  1. Mb, orang2 yang direkomendasikan ikut terapi ini yang menunjukan gejala apa?

    ReplyDelete
  2. Nah ini dia terapi yang kurasa perlu bdirekomendasikan ke salah satu temanku yang selalu negatif thinking menilai seseorang.
    Sering aku kesal dengar dia bicarakan keburukan orang padahal tidak sesuai fakta.

    Terimakasih untuk lasan yang informatif ini, kak.

    ReplyDelete
  3. saya dulu pernah diterapi saat anxieti kambuh
    tapi kurang tau juga termasuk ini
    yang jelas saya lebih rileks dan pikiran saya jauh lebih positif

    makasih penjelasannya mbak bermanfaat sekali

    ReplyDelete

@eerlinda2005