Tuesday, July 28, 2020

Psychiatric 9. Kelainan Seksual Paraphilic Disorder

Hanya ilustrasi (Credit: PS share)


Kita sering mendengar kata pedopil atau pedophilia, yaitu seks terhadap anak-anak. Pedopil merupakan disorder yang paling umum kita bicarakan dari disorder kelainan seks yang tercakup pada paraphilic disorder. Paraphilia meliputi tingkah laku sex dimana masyarakat memandangnya menjijikkan, tidak wajar, dan tidak normal.


Menurut DSM-5 istilah paraphilia adalah “any intense and persistent sexual interest other than sexual interest in genital stimulation or preparatory fondling with phenotypically normal, physiologically mature, consenting human partners.” Namun paraphilia tidak begitu diklasifikasikan “intense and persistent” tapi lebih pada sexual interest. Penambahan kata “disorder” pada DSM-5 ini mengindikasikan kepada perorangan penderita paraphilia yang menyebabkan distress dan ketidakmampuan seseorang karena untuk mencapai kepuasannya harus dengan cara mengganggu, merugikan, dan merusak diri sendiri, dan juga orang lain.


Penyebab paraphilia ini tidak begitu diketahui, tapi ada kemungkinan merupakan prilaku yang dipelajari. Pada umumnya laki-laki, mulai di sekitar usia 8 dan 12 tahun, dan kondisi ini diderita sepanjang hidup. Treatmen lebih fokus pada menurunkan hasrat dan penyimpangan prilaku seks daripada membedakan orientasi seks.


Banyak yang bisa digambarkan untuk paraphilia, namun tidak begitu umum dan jarang. Beberapa yang sangat umum di antaranya adalah:


Exhibitionistic disorder (mempertontonkan alat kelamin terhadap orang yang tidak dikenal)
Fetishistic disorder (menggunakan object yang tidak bernyawa)
Frotteuristic disorder (sentuhan dan rabaan terhadap seseorang tanpa disadari oleh orang tersebut)
Pedophilic disorder (fokus seks terhadap anak-anak)
Sexual sadism disorder dan Sexual masochism disorder (menyiksa hingga menderita)
Voyeuristic disorder (melihat kegiatan privasi tanpa diketahui oleh yang bersangkutan)
Paraphilic disorder yang tidak dispesifikasi (Kelainan tingkah laku seks selain yang di atas) seperti memakai orang mati, air kencing, berak, enema, telpon atau online cabul.

7 comments:

  1. Sayangnya penderita penyakit bawaan seperti pedofilia ini enggan dari awal memeriksakan kondisi diri dan menjalankan terapinya.
    Entah karena keterbatasan faktor dana atau juga malu karena beban moril sosial.
    Penderita seperti ini memang sangat dibutuhkan keterbukaan diri yang sangat besar.

    ReplyDelete
  2. Pernah liat penderita Exhibitionistic disorder gak jauh dari kampus ku waktu S1 dulu
    Jadi kalau ada cewek lewat dia pelorotin sarungnya (yg mana dalemnya gak pake apa apa)

    kwkwkwkw

    ReplyDelete
  3. Wah serem serem semua kelainan seksual nya, ada hobi mempertontonkan alat kelamin kepada orang tidak dikenal.

    Kalo ngga salah, beberapa waktu lalu geger ada orang suka gituan di muka umum sehingga banyak wanita resah. Untung pelakunya tertangkap.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mereka emang bkin resah, dan juga sering ke arah perlakuan perkosaan

      Delete
  4. semua ni boleh diubati, kan? walaupun terpaksa ambil masa yang lama untuk sembuh...

    ReplyDelete

@eerlinda2005