Hanya ilustrasi (Credit: PS share)
Kita sering mendengar kata pedopil atau
pedophilia, yaitu seks terhadap anak-anak. Pedopil merupakan disorder
yang paling umum kita bicarakan dari disorder kelainan seks yang
tercakup pada paraphilic disorder. Paraphilia meliputi tingkah laku
sex dimana masyarakat memandangnya menjijikkan, tidak wajar, dan
tidak normal.
Menurut DSM-5 istilah paraphilia adalah “any intense and
persistent sexual interest other than sexual interest in genital
stimulation or preparatory fondling with phenotypically normal,
physiologically mature, consenting human partners.” Namun
paraphilia tidak begitu diklasifikasikan “intense and persistent”
tapi lebih pada sexual interest. Penambahan kata “disorder” pada
DSM-5 ini mengindikasikan kepada perorangan penderita paraphilia yang
menyebabkan distress dan ketidakmampuan seseorang karena untuk
mencapai kepuasannya harus dengan cara mengganggu, merugikan,
dan merusak diri sendiri, dan juga orang lain.
Penyebab paraphilia ini tidak begitu diketahui, tapi ada
kemungkinan merupakan prilaku yang dipelajari. Pada umumnya
laki-laki, mulai di sekitar usia 8 dan 12 tahun, dan kondisi ini
diderita sepanjang hidup. Treatmen lebih fokus pada menurunkan hasrat dan
penyimpangan prilaku seks daripada membedakan orientasi seks.
Banyak yang bisa digambarkan untuk paraphilia, namun tidak begitu
umum dan jarang. Beberapa yang sangat umum di antaranya adalah:
Exhibitionistic
disorder (mempertontonkan alat kelamin terhadap orang yang
tidak dikenal)
Fetishistic
disorder (menggunakan object yang tidak bernyawa)
Frotteuristic
disorder (sentuhan dan rabaan terhadap seseorang tanpa
disadari oleh orang tersebut)
Pedophilic
disorder (fokus seks terhadap anak-anak)
Sexual sadism
disorder dan Sexual masochism disorder (menyiksa hingga
menderita)
Voyeuristic
disorder (melihat kegiatan privasi tanpa diketahui oleh yang
bersangkutan)
Paraphilic
disorder yang tidak dispesifikasi (Kelainan tingkah laku seks
selain yang di atas) seperti memakai orang mati, air kencing, berak,
enema, telpon atau online cabul.
Sayangnya penderita penyakit bawaan seperti pedofilia ini enggan dari awal memeriksakan kondisi diri dan menjalankan terapinya.
ReplyDeleteEntah karena keterbatasan faktor dana atau juga malu karena beban moril sosial.
Penderita seperti ini memang sangat dibutuhkan keterbukaan diri yang sangat besar.
Bener banget mas..
DeletePernah liat penderita Exhibitionistic disorder gak jauh dari kampus ku waktu S1 dulu
ReplyDeleteJadi kalau ada cewek lewat dia pelorotin sarungnya (yg mana dalemnya gak pake apa apa)
kwkwkwkw
Serem banget.
DeleteWah serem serem semua kelainan seksual nya, ada hobi mempertontonkan alat kelamin kepada orang tidak dikenal.
ReplyDeleteKalo ngga salah, beberapa waktu lalu geger ada orang suka gituan di muka umum sehingga banyak wanita resah. Untung pelakunya tertangkap.
Mereka emang bkin resah, dan juga sering ke arah perlakuan perkosaan
Deletesemua ni boleh diubati, kan? walaupun terpaksa ambil masa yang lama untuk sembuh...
ReplyDelete