Obat-obatan (Credit: Srock/Getty Images)
Umumnya
obat-obatan psikotropik berkerja dengan menaikkan atau menurunkan
aktifitas sistem neurotransmitter-receptor tertentu. Berikut ini
beberapa kelas obat-obatan psikotropik secara garis besar:
Obat-obatan
antianxiety dan hipnotik
Gamma-aminobutyric
acid (GABA) adalah mayor inhibitory (calming) neurotransmitter di
central nervous system. Yang paling sering digunakan untuk
antianxiety adalah benzodiazepine dan belakangan lebih cenderung
antidepressant.
Obat-obatan
antidepressant
Bukti
sepertinya membuktikan bahwa neurotransmitter norepinephrine dan
serotonin memerankan peranan penting dalam meregulasi mood. Sehingga
diperkirakan bahwa defisiensi transmisi dari salah satu atau kedua
monoamine di atas limbik sistem otak dapat menyebabkan depresi.
Mood
stabilizer
Keampuhan
lithium sebagai mood stabilizer sudah terbukti sejak lama. Tentang
lithium sudah didiskusikan pada Psychiatric 8.
Obat-obatan
anticonvulsant.
Anticonvulsants
(antiepileptics or AEDs) membantu menormalkan impuls elektrik saraf
di sepanjang sel-sel saraf untuk membantu mencegah atau men-treat
kejang (seizure). Di saat otak bekerja secara normal sel sarah
berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan sinyal elektrik yang
terkontrol antara satu sel saraf ke sel saraf lainnya. Hal ini
menyampaikan ke tubuh untuk melakukan apa saja yang perlu dilakukan
atau yang diinginkan untuk dikerjakan.Selama kejang (seizure) sebuah perubahan pada level sinyal elektrik sel saraf dari normal berlebihan atau tidak normalnya jumlah sinyal-sinyal saraf. Penyebabnya bisa saja karena cedera otak, stroke, tumor otak, genetik, masalah metabolik atau keracunan. Obat ini bisa juga digunakan untuk nerve pain dan bipolar disorder.
Obat-obatan
antipsychotic
Obat-obatan
dapat mengurangi atau meredakan gejala psikosis seperti delusi
(false belief) dan halusinasi (melihat atau mendengar sesuatu yang
tidak ada). Dulunya dikenal sebagai tranquilizer dan neuroleptic.
Obat ini banyak digunakan untuk Schizophrenia. Sekarang obat ini juga
digunakan untuk pasien psikotik disorder, seperti bipolar disorder,
depresi, dan Alzheimer's disease. Juga untuk mengurangi anxiety dan
mengurangi tics pada pasien Tourette syndrome.
Obat-obatan
antipsikotik dibagi menjadi generasi pertama dan generasi kedua
berdasarkan pada spesifik neurotransmitter reseptor afiniti dan
aktifitasnya. Generasi pertama juga dikenal sebagai antisikotik
konvensional. Generasi kedua atau 2nd-generation antipsychotics
(SGAs) menawarkan beberapa keunggulan, tapi keduanya memberikan
keampuhan yang bagus dan mengurangi kecenderungan involuntary movement
disorder yang berkaitan dengan efek samping.
Saat
ini SGA mencapai sekitar 95% diresepkan untuk antipsikotik di US.
Namun resiko metabolik sindrom seperti kelebihan lemak perut, insulin
resisten, dislipidemia, dan hipertensi, lebih besar pada SGA
daripada konvensional Antipsikotik. Beberapa antipsikotik pada kedua
kelas tersebut dapat menyebabkan long QT syndrome dan akhirnya
meningkatkan resiko arrhythmia fatal, obat ini meliputi thioridazine,
haloperidol, olanzapine, risperidone, dan ziprasidone.
Obat
yang diberikan untuk ADHD
Anak-anak
dan orang dewasa mengalami ADHD (attention deficit hyperactive
disorder) memperlihatkan gejala jarak perhatian yang pendek, impulsive, dan over active. Untuk mengatasi hal di atas diberikan obat psikostimuli methylpenidate (Ritalin) dan dextroamphetamines (Adderall). Mengingat efek samping dari obat tersebut adalah agitasi, buruknya proses berpikir, darah tinggi, dan kemungkinan penyalahgunaan, maka untuk penderita ADHD usia 6 tahun ke atas diberikan obat nonstimuli atomoxetine hydrochloride (Strattera) dengan efek samping rendahnya nafsu makan, turunnya berat badan, lelah, dan pusing.
Obat
untuk Penderita Alzheimer's
Penyakit
Alzheimer's merupakan progresif degenerasi struktur otak, ada dua
major pengobatan secara pharmachological. Yang pertama adalah usaha
untuk mencegah atau mengurangi degenerasi struktur, sejauh ini
pendekatan atau pengobatan ini tidak memperlihatkan keberhasilan.
Yang kedua, usaha untuk menjaga tetap normalnya fungsi otak sejauh
mungkin.
Pengobatan
herbal
Banyak
di antara kita yang percaya bahwa pengobatan herbal lebih aman karena
ia natural dan hampir tidak ada efek samping, dan tidak membuat
kantong menjerit. Ada beberapa herbal yang mendapatkan uji klinis
seperti kava kava dan St, John's wort. Banyak juga obat herbal yang
tidak mengobati, malah sebaliknya, menyebabkan kematian jika
digunakan dalam waktu lama atau diminum bersamaan dengan obat herbal
lain atau obat yang diresepkan dokter.
Sepertinya obat anti depresan dan mood stabilizer itu kadang diminum oleh para selebriti atau sosok terkenal yang depresi dengan tekanan ya mbak.
ReplyDeleteYang aman memang sepertinya pengobatan herbal ya.😊
obat Melantonin yang dulu sering saya minum termasuk Psikotoprik nggak yah.. tapi kayanya nggak. hhahahaha
ReplyDeleteBalik ke herbal skrang mah.. Masuk angin, tolak angin udh paling ampuh... haha
bagi golongan anti-vaccine ubat-ubatan ini mereka anggap seperti sampah. pernah terjadi, mereka jumpa doktor dan selepas dapat ubat, mereka terus buang dalam tong sampah... kes ini jadi viral suatu ketika dulu di sini...
ReplyDeleteYang bikin heran sih kok obat2an seperti ini bisa dengan mudah didapat secara umum ya? Kayak artis2 atau orang terkenal gitu kan mengonsumsi ini dg alasan sebagai penenang. Hhmm..?
ReplyDelete