Flower-smelling squirrels (Credit: Tina
Penny and Dick van Duijn from khqdotcom)
Assessment untuk sexual dysfunction:
-Lakukan di tempat (setting) yang memberikan privasi dan bebas distraksi
-Meskipun membuat beberapa catatan adalah penting, namun hal ini dapat merupakan distraksi terhadap pasien dan interupsi dalam wawancara, jika penting, catat seminimal mungkin.
-Wawancara bebas dari personal biassikap menghakimi yang dapat membatasi keterbukaan diskusi tentang isu seks.
-Pandangan mata, posur rileks, dan ekspresi wajah yang bersahabat akan memudahkan ketenangan pasien dan keterbukaan komunikasi.
Assesment untuk sexual disorder:
-Asses potensi untuk mencederai diri sendiri, karena pasien penderita paraphili bisa saja menjadi putus asa dan cenderung ke arah bunuh diri.
-Fokus utama asessement seharusnya pada "masalah yang sedang terjadi", seperti depresi dengan hasrat ingin bunuh diri
-Dapatkan persepsi pasien yang berdampak pada sexual disorder selama pasien menderita penyakitnya itu (pada "masalah yang sedang terjadi") .
Ada beberapa kondisi medis yang memperlihatkan gejala hypersexual, diantaranya adalah:
-Brain injury: kerusakan pada temporal/frontal lobes (area yang meregulasi libido)
-Kluver-Bucy syndrome: kerusakan pada temporal/frontal lobes
-Kleine-Levin syndrome: tidak berfungsinya hipothalamik dan circadian
-Kondisi neurologik (Huntington disease dan Alzheimer): penyakit di adrenal (tumor adrenal, tumor fungsi endokrin pankreatik)
-Kondisi endokrin: penyimpangan produksi adrenokortikal
-Efek samping obat-obatan: over aktif dopaminergic mesolimbic pathway pada otak (dopaminergik agonis).
Aduh serem deh kalo udah denger kasus kelainan seksual, tapi setidaknya aku jadi tau lewat artikel ini
ReplyDeleteKalau assessment pada pasien seperti ini biasanya dilakukan oleh tim medis bagian apa mbak? Psikolog, psikiater atau mungkin ada dokter lain yang lebih tepat sasaran? Ngeri banget ya penyimpangan seksual orang2 model gini hiiiii...TFS :)
ReplyDelete