Tuesday, December 10, 2019

Sakit Kuning (Jaundice) dan metabolisme bilirubin (Bagian 1)

Beda yang Sehat dan yang Jaundice (Credit: Healthwise.Alberta.ca)

Sakit Kuning (Jaundice) juga dikenal sebagai icterus (Greek, yang artinya kuning) yang menunjukkan adanya pigmen kuning pada kulit, sclerae (putih mata), dan mucous membrane yang disebabkan oleh meningkatnya level serum bilirubin (hyperbilirubinemia).

Kata jaundice sendiri berasal dari French, jaune, yang artinya kuning.

Jaundice bukanlah kondisi pathologik, tapi lebih ke arah pertanda dari berbagai penyakit, seperti sakit pada hati dan berbagai hematologi disorders. Ingat, ada satu pengecualian dimana bilirubin menjadi pathologik: jaundice pada bayi yang baru lahir (neoborn). 

Hyperbilirubin dapat menyebabkan kerusakan otak pada bayi yang baru lahir karena terjadinya akumulasi unconjugated bilirubin pada cerebral basal ganglia atau nuclei. Namun hal ini bisa dicegah dan diatasi. Istilah untuk gejala ini disebut kernicterus (German kern yang artinya nukleus).

Normal serum bilirubin level berkisar antara 0.5 – 1 mg/dL. Biasanya, konsentrasi plasma bilirubin harus mencapai lebih dari 1.5 mg/dL untuk telihatnya perubahan warna pada tubuh.

Hyperbiliribinemia dapat diklasifikasikan berdasarkan tiga fase dari bilirubin hepatic metabolisme: Uptake, Cojugated, dan Excretion. Namun dalam praktikal lebih cenderung digunakan istilah: prehepatic, hepatic, dan posthepatic.

Pada umumnya bilirubin (80%) berasal dari pecahnya sel darah merah yang telah uzur dimana sisanya (20%) berasal dari sisa erythopoesis yang tidak efektif dan katabolisme myoglobin dan hepatic hemoprotein, seperti cytochrome P-450.

Normal rate produksi bilirubin sekitar 4 mg/kg berat badan perhari.

Bersambung ke Bagian 2. 

1 comment:

@eerlinda2005