Thursday, March 14, 2019

Haruskah kuganti garam dapur putih kristal dengan garam pink Himalaya?

Garam pink Himalaya

Setelah saya menonton masak memasak ala the Kardashian di InStyle yang menggunakan garam pink Himalaya, saya jadi berfikir juga mau menggantikan garam yang selama ini saya pakai. Dari garam laut kristal putih biasa beralih ke garam yang “ayu” dan unik dengan warna favorit, berwarna pink .

Saya sudah mengenal tentang garam Himalaya ini sejak beberapa waktu yang lalu. Pertamakali saya mengetahuinya, garam ini adalah dalam bentuk bath salt yang banyak digunakan di spa. Belakangan saya baru menyadari bahwa banyak di antara kita yang menggunakannya sebagai pelengkap rasa, pengganti garam biasa. Garam pink Himalaya ini memang telah banyak mengambil hati para ibu.

Garam ini berasal dari batu galian di kaki Pegunungan Himalaya sekitar wilayah Pakistan. Kalau garam sehari-hari yang kita pakai berwarna putih, seperti garam meja ataupun garam dari kristalisasi air laut yang mengandung sodium dan chloride, garam batu himalaya ini selain mengandung sodium dan chloride sebesar 98%, ia juga mengandung unsur lainnya seperti zat besi dan magnesium, sehingga garam himalaya ini menyemburatkan warna pink lembut.

Zat besi memang memberikan warna merah jika bersenyawa dengan unsur tertentu lainnya. Seperti halnya warnah darah merah yang mengalir di tubuh kita, zat besi di hemoglobin adalah zat yang memberikan warna merah, dan warna merahnya makin cerah bila ia membawa oksigen.

Garam pink Himalaya kasar dan halus

Tapi kemudian saya berfikir, apa yang saya perlukan dari garam selain dari rasa, meskipun kebanyakan orang bilang “tanpa garam, tidak ada rasa”? Adakah yang lebih penting dari rasa asin?

Yodium...!!

Saya akan kekurangan yodium (Iodine) tanpa garam ber-yodium. Masih ingat waktu di kelas, seorang guru menjelaskan bahwa sebelum garam ber-yodium ini banyak sekali penderita penyakit gondok, sehingga pemerintah memasukkan unsur yodium ke garam untuk mencegah penyakit gondok ini. Hampir setiap orang mengkonsumsi garam, berarti bila sesorang mengkonsumsi garam, ia juga mengkonsumsi yodium. Hasilnya, sekarang kita jarang dan hampir tidak ada, melihat orang yang bengkak dilehernya karena sakit gondok, yang diakibatkan kekurangan yodium.

Well, mengkonsumsi garam pink tidak ada salahnya. Buat saya pribadi, yang barangkali dari makanan sehari-hari tidak memenuhi kebutuhan harian yodium, garam pink hanya sebagai pelengkap. Ia tidak akan menggantikan garam dari kristalisasi air laut (sea-salt) atau garam meja (table-salt) yang ber-yodium.

46 comments:

  1. warna garamnys lucu ya pink :D

    ReplyDelete
  2. aku kenal himalayan salt ini sejak anak ku mulai mpasi.
    pengen sih ganti pake garam himalan salt ini tapi kalo dipasaran jarang yang jual ya..
    aku paling taunya di online shop aja

    ReplyDelete
  3. wah kalau lebih enak dan ada kandungan kesehatan nya, ane kira nggak perlu ragu gan. Tapi kalau harga nya lebih mahal ya kita perlu berfikir ulang hhhh :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Harga lebih mahal...bukan garam ekonomis, buat "fancy" saja...dan tidak ber-yodium

      Delete
  4. Warnanya unyu.. Kalo dimasak buat kuah sop, kuahnya berubah warna gak ya.. ? 🤭🤭🤭🤭 .. jadi gemez.. pingin nyoba tapi kayaknya disini belum pernah saya temui. Apa saya aja yang kurang merhatiin ? 🤔

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya tahunya garam ini buat mandi mbak, sebagai "bath salt"...ternyata juga dipake untuk culinary

      Delete
  5. Baru tau ada garam Himalaya. Nice.

    ReplyDelete
  6. Boleh coba sekali2... Asal garam lokal tetap di hati.

    ReplyDelete
  7. Mbak Lantana ganti desain blog lagi? Lebih bagusan juga, Mbak. Asal ukuran guruf memudahkan pembaca yang pakai komputer maupun ponsel.
    Soal garam Himalaya, dari segi harga setahu saya mahal. Meski bentknya cantik dan menggoda, saya juga maunya pakai sesekali karena tak bisa menggantikan fungsi garam meja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setelah saya coba mengganti blog dengan mengikuti petunjuk yang dikasih, blog saya jadi acak-acakan, saya frustasi juga, satu bulan didiamin..akhirnya saya beli online di etsy dot com....belinya yang di shop yang kasih install gratis...jadi, dia yang ngerjakan semua, jadinya ya begini...saya sendiri susah bacanya, mesti membelalakkan mata ...hihihi, kalau minta dicustomize ada ekstra cost lagi...:( ya gimana, domain sendiri aja belum punya, mana harga template lebih mahal dari harga domain buat setahun, jadinya yang ada aja dulu...

      Saya lebih memilih garam laut yang ber-yodium mbak...ntar kalau kurang yodium bsa berakibat sakit gondok...

      Delete
  8. saya baru dengar ada garam Himalaya. lucu, warnanya pink. BTW rasanya gimana mba, samakah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seperti garam umumnya, berasa asin..bener mbak, warnanya lucu

      Delete
  9. Cakep warna garamnya ya ..
    Buat disimpan di toples kayak difoto itu atau juga di wadah kristal lainnya, ruangan jadi tampil chic

    ReplyDelete
    Replies
    1. Niatnya mau dinikmati, eh malah jadi dekorasi...tapi, bener loh, nambah indahnya ruangan

      Delete
    2. Iya, bener.
      Ada rasa ngga tega buat dijadiin bumbu pelengkap .. soalnya begitu lumer kena air, udah ngga kelihatan lagi warna cutenya :)

      Eh kok baru teringat ya ..
      Nama garamnya kayak rada-rada mirip namaku, sama-sama pakai nama HIMA ... wwwkkk :D
      Soalnya tau ngga, kaaak ...
      Nama gunung Himalaya ini punya sejarah keterkaitan dengan namaku yang kugunain sampai sekarang ini sedari kecil dulu belum sekolah loh ..., panjang kalo kuceritain.
      Jadi, sssst padahal nama asliku di akte bukanlah Himalaya, eh# Himawan :)

      Delete
  10. Wah kak lantana update banget mengenai pergaraman heheh btw aku mah cari yang murmer aja kak.. hihi soalnya tar juga kan uda dimasak ilang tu penampakan garan hihi.. tapi pengen si skali2 coba siapa tau masakan jd lebih enak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kelihatannya "fancy" tapi rasanya sama aja ama yang putih...ga ada beda...

      Delete
    2. betul kak tapi kalau pengen nyoba sensasi makan garam pink gada salahnya mencoba walaupun harga agak mahal ya kak

      Delete
  11. Garam himalaya konon dipilih karena dipercaya bebas dari pencemaran juga. Sementara garam yang biasa kita konsumsi berasal dari air laut yang dikhawatirkan telah tercemari...bahkan untuk kalangan ketoer (pelaku ketofastosis) garam ini diemut seperti permen...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar begitu mbak, kalo garam laut kita kemungkinan tercemar? Saya sukanya garam laut dari pada garam meja atau garam lainnya.
      Saya juga baru tahu kalau garam Himalaya ini hanya diemut oleh ketoer...Thanks mbak infonya.

      Delete
  12. Wah warnanya canti dan unik ya kak. Kepingin juga gunain garam pink dari Himalaya. Kalau mahal beli garam pink tapi ditarih di dalam toples kaca biar cantik buat hiasan lemari dapur. Hehehe..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Buat saya pribadi, hanya warna yang menarik...yups enaknya buat pajangan doang dalam toples kaca..hihi

      Delete
  13. Memasak dengan mengganti garam pink Himalaya mungkin kaya lebih kekinian ya..? cocok para chef cantik....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ternyata chef cantik lebih cenderung ke warna pink yaa...?

      Delete
  14. temen saya juga ada yang jualan ini garam via whatsapp, mungkin lagi hits kayaknya ya kak, jadi nya banyak yang butuhin ini garam ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sepertinya sih begitu, kandungan mineralnya atau unsurnya lebih banyak, walaupun masih didominasi oleh sodium dan chloride, seperti garam lainnya.

      Delete
  15. Replies
    1. Bener...kalo kurang asin, jangan sungkan buat nambahin garam...;)

      Delete
  16. Bagi penghobi warna pink, apa tega nih warna cantik buat masak, apa di diamkan di toples aja buat pajangan hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pinknya lucu ya, disimpan dalam toples, untuk dijadikan hiasan dapur...lol

      Delete
  17. Pink lucu dan unyu. Pasti kalau ibuku ngerti garam pink gini seneng. Tapi, kok kalau aku mending garam apa saja deh ya yang penting asin. Hehehe...
    Tapi, masih bingung sih mending garam biasa atau garam pink?

    ReplyDelete
  18. orang kata garam himalaya bagus dan sangat sesuai yang mementingkan kesihatan..singgah sini dari Malaysia :)

    ReplyDelete
  19. Ibu saya sekarang komsumsi garam pink ini karena penyakit darah tingginya, dan bener aja sejak konsumsi ini darah tingginya jarang kumat mba, karena ibu saya tuh sukanya makan yg asin2 klo gak asin gak nampol hehe

    ReplyDelete
  20. Saya kudet, baru tau dong garam ini hahahah
    Kepo juga, kalau dipakai buat masak, apa kuah masakan jadi pink juga kah?
    Tapi emang ya, selain rasa, hal penting yang kita perlukan adalah Yodium.

    Saking pentingnya, bahkan ada garam yang dijual ditambah yodium lagi.

    Kalau saya mungkin masih setia ama garam lokal, yang cap kapal bukan yang lain.
    gak tau kenapa, rasanya cuman garam itu yang enak hahaha

    Mana nih produsen garam cap kapal, kali aja mau endorse, biar sesekali endorse garam :D

    ReplyDelete
  21. Baru tahu saya, Kak, ada garam pink (dari Himalaya ini). Enak dilihat, dan kalau disimpan di wadah tembus pandang / botol kaca mini, jadi muanis banget haha. Tapi jelas seperti yang Kakak tulis, pilihan yodium itu ... harus tetap garam yang biasa kita konsumsi sehari-hari.

    ReplyDelete
  22. Nah ini juga yg bikin aku galau dr kemaren. Pengen beli himalayan salt, harganya kan mayan. Tp trus kok ya ga ada yodium nya. Jd agak ragu. Jadi akhirnya aku tetap pakai sea salt

    ReplyDelete

@eerlinda2005