Thursday, December 9, 2021

Perasaan menghadapi operasi (surgery)

 



Dua minggu yang lalu, dapat text dari teman bahwa ia akan ada operasi (surgery) pada tanggal 2 Desember. Saya menduga, ini barangkali surgery yang ia tunggu sejak sekian lama, bariatric surgery. Surgery ini merupakan surgery yang serius, tidak heran kalo ia ngetext orang-orang yang terdekat untuk mendoakannya, semoga surgery berjalan lancar dan ia cepat pulih.

 

Dari kalimat yang ia kirim melalui text, ia sepertinya pasrah dengan penuh harapan, mendapatkan hasil seperti yang diimpikannya. Namun kecemasan tergambarkan dari conversation di antara kami.

 

Kalau dipikir-pikir, lumrah saja bila kita cemas ketika akan menghadapi surgery, karena kita tidak tahu apa dan bagaimana. Bagaimana pun jika kecemasan pada level yang tinggi, pola pikir dan kemampuan memecahkan masalah akan merosot.

 

Banyak alasan mengapa seseorang takut menghadapi surgery, di antaranya:

Takut mati. Bila seseorang merasakan ketakutan yang teramat sangat akan mati, kasih tahu dokternya, sehingga surgery bisa ditunda karena kondisi emosi mempengaruhi stress response dan hasil surgery.

 

Takut sakit dan tidak nyaman selama dan setelah surgery. Hal ini lumrah. Namun bila ketakutan ini ekstrim, kasih tahu anestesia (Dokter bius) atau dokter yang akan melakukan surgery. Mereka akan menjelaskan obat-obatan yang tersedia untuk pembiusan dan analgesic (anti sakit) selama surgery, begitu juga untuk mangatasi sakit setelah surgery. Ada juga diberikan obat untuk amnestic effect, sehingga pasien lupa segala prosedur selama surgery.

 

Takut pemotongan atau cacat yang menggaggu penampilan. Ketakutan ini biasanya terjadi pada seseorang yang memiliki kanker payudara, pemotomgan atau amputasi, dan ketakutan dengan tumbuhnya keloid setelah surgery.

 

Takut dibius. Hal ini terjadi karena ketidaktahuan tentang bius itu sendiri, mendengar mitos pembiusan, atau cerita-cerita tentang pengalaman buruk orang lain, atau juga tentang resiko dari pembiusan yang berakibat ke fungsi otak, paralysis, dll. Bila hal ini anda rasakan, konsultasikan dengan dokter bius, ia akan menjelaskannya.

 

Takut terganggunya fungsi hidup. Katakutan ini bisa saja dialami pada berbagai degree (level), mulai dari takut cacat, hingga ketakutan tidak bisa melakukan kegiatan kehidupan sehari-hari.

 

Walaupun faktor psikologi yang berkaitan dengan surgery kebanyakan negatif, namun “harapan” memberikan kontribusi positif. “Harapan” ini akan memberikan kekuatan dalam memecahkan masalah-masalah yang dicemaskan dan ditakutkan tentang surgery.


No comments:

Post a Comment

@eerlinda2005