Dua minggu
yang lalu, dapat text dari teman bahwa ia akan ada operasi (surgery) pada
tanggal 2 Desember. Saya menduga, ini barangkali surgery yang ia tunggu sejak
sekian lama, bariatric surgery. Surgery ini merupakan surgery yang serius,
tidak heran kalo ia ngetext orang-orang yang terdekat untuk mendoakannya,
semoga surgery berjalan lancar dan ia cepat pulih.
Dari kalimat
yang ia kirim melalui text, ia sepertinya pasrah dengan penuh harapan,
mendapatkan hasil seperti yang diimpikannya. Namun kecemasan tergambarkan dari
conversation di antara kami.
Kalau
dipikir-pikir, lumrah saja bila kita cemas ketika akan menghadapi surgery,
karena kita tidak tahu apa dan bagaimana. Bagaimana pun jika kecemasan pada
level yang tinggi, pola pikir dan kemampuan memecahkan masalah akan merosot.
Banyak
alasan mengapa seseorang takut menghadapi surgery, di antaranya:
Takut
mati. Bila seseorang
merasakan ketakutan yang teramat sangat akan mati, kasih tahu dokternya,
sehingga surgery bisa ditunda karena kondisi emosi mempengaruhi stress response
dan hasil surgery.
Takut
sakit dan tidak nyaman selama dan setelah surgery. Hal ini lumrah. Namun bila ketakutan ini ekstrim,
kasih tahu anestesia (Dokter bius) atau dokter yang akan melakukan surgery.
Mereka akan menjelaskan obat-obatan yang tersedia untuk pembiusan dan analgesic
(anti sakit) selama surgery, begitu juga untuk mangatasi sakit setelah surgery.
Ada juga diberikan obat untuk amnestic effect, sehingga pasien lupa segala
prosedur selama surgery.
Takut
pemotongan atau cacat yang menggaggu penampilan. Ketakutan ini biasanya terjadi pada seseorang yang
memiliki kanker payudara, pemotomgan atau amputasi, dan ketakutan dengan
tumbuhnya keloid setelah surgery.
Takut
dibius. Hal ini terjadi
karena ketidaktahuan tentang bius itu sendiri, mendengar mitos pembiusan, atau
cerita-cerita tentang pengalaman buruk orang lain, atau juga tentang resiko
dari pembiusan yang berakibat ke fungsi otak, paralysis, dll. Bila hal ini anda
rasakan, konsultasikan dengan dokter bius, ia akan menjelaskannya.
Takut
terganggunya fungsi hidup.
Katakutan ini bisa saja dialami pada berbagai degree (level), mulai dari takut
cacat, hingga ketakutan tidak bisa melakukan kegiatan kehidupan sehari-hari.
Walaupun faktor
psikologi yang berkaitan dengan surgery kebanyakan negatif, namun “harapan”
memberikan kontribusi positif. “Harapan” ini akan memberikan kekuatan dalam
memecahkan masalah-masalah yang dicemaskan dan ditakutkan tentang surgery.
No comments:
Post a Comment