Sinyal aki kering
Sore ini kelihatan cerah, suhu juga bersahabat walaupun sedikit dingin, sekitar 12 derjat celsius. Jalanan di sekitar Essen Lane padat bergerak lambat. Awal tahun ini kota tua sedikit menggeliat aktif setelah lama melempem karena musibah Covid dan dilanjutkan dengan kehadiran saudara jauhnya Covid, yaitu Omicron.
Bisnis dan perkantoran kembali aktif. Kiana juga disibukkan dengan beberapa kerjaan di beberapa tempat.
Di tempat kerjaan tidak ada masalah, semua lancar, hanya terlambat membuat dokumentasi tentang pasien yang tanganinya.
"Macet lagi, perut udah buru-buru minta diisi." Kiana menginjak rem mobilnya. Mobil terhenti lagi, bergerak maju lima langkah kaki, ngerem lagi. "Kapan nyampenya ni?"
Beringsut, perlahan, bergerak lamban. Masih di jalan yang sama. Matahari sudah tenggelam. Masih di jalan yang sama. Dengan datangnya gelap, suhu mengiringi dingin. Saat ini sudah 8 derjat celsius.
Akhirnya keluar dari Essen Lane, belok kiri, dan ia melaju ke jalan yang sedikit longgar dan tidak sepadat Essen Lane. Setelah beberapa menit, ia pun membelok mobilnya ke arah pemukiman, keluar dari lingkungan perkantoran dan bisnis.
Di area pemukiman, jalan tidak sepadat Essen. Mobil Kiana bergerak lenggang dengan mesin mobil yang sedikit menciut-ciut. "Ada apalagi ini?" Ia heran saja. "Katanya kemaren harus ganti aki. Aki udah baru gini kok mobil masih menciut?".
Tiba-tiba muncul lagi sinyal untuk ganti aki di dashboard mobilnya. "Lho..lho...koq masalahnya ini lagi?". Ia mulai cemas, dibanting stir ke pedestrian sebelum mobil total mati. Dead.
Mesin mobil mati, Semua turn off. Tidak bisa di starter sama sekali. Ia berpikir, apa sebaiknya yang ia harus lakukan di malam dingan, dan suhu terus turun, 4 derjat celsius, dengan mobilnya yang ngadat.
Ia menatap ke langit, sinar bulan di langit pun redup terhalang awan. Ia pun meraih hand phone-nya.
--------------
Moonlit: berakhir, terhalang awan.
Aaa, saya suka cerpennya. Bahasanya nyaman dan renyah di kepala saya. Konflik tunggal yang asik, dan membuat penasar, ada pa gerangan setelah ia meraih handphone. Salam
ReplyDeleteSelalu suka dengan gaya bahasanya cerpen kak lantana...indah dan puitis...di bawah redup rembulan suasana mencekam diakhiri dengan mobil mati...ngomong omong baru baru ini aku udah marathon cerpen cerpen kak lantana dan selalu suka sama model penulisannya. Tokohnya Kiana yang ahli psikologi ...eh tapi aku kemarin baru aja terkesima ama cerpen yang tokohnya dian di paris lalu dengan indah kakak membahas sebuah sejarah louis vuiton kecil hingga menjadi orang besar dengan brand besarnya hehehe
ReplyDeleteDuh, kira-kira handphone-nya ada pulsa dan kuota ga yach? Hahaha ngeri2 sedap nih dengan suhu 4 derajat celcius tiba2 mobil mogok :) Semoga ada pertolongan.
ReplyDeleteJujur aja otakku sering ngelag buat baca cerita yang puitis gini kak, harus bace berulang kali dulu hahahha, payah banget emang aku.
ReplyDeleteterus gimana kelanjutannya mbak? pastikan itu hp berfungsi dgn baik, jangan sampe zonk wkwkwk
Wah, kak lantana ternyata pintar membuat cerpen ya. Cuma setting nya sepertinya berada di luar negeri ya.
ReplyDeleteBaca cerita ini jadi ingat, dulu kakakku beli mobil panther tapi bekas. Kemudian pulang kampung ke Jawa tengah. Pas di jalan tol Cikampek mobil glodak-glodak dan tahu-tahu mati total, mana di tengah jalan tol lagi plus hujan deras. Akhirnya dorong mobil ke pinggir jalan sambil menunggu mobil derek lewat sambil hujan-hujanan. Soalnya ngga tahu nomor mobil derek ya.😂
kereeen cerpennya kak
ReplyDeletewalau ceritanya bikin deg2an haha