Illustrasi Vector
Sengatan
matahari melemah, tidak lagi kuat menyengat seperti pertama kali Gilar
datang ke kota ini. Angin terasa lembut menerpa daun-daun dan ranting-ranting
pohon di sepanjang jalan yang Gilar lalui. Suhu udara yang tidak begitu stabil,
sepertinya hari ini temperatur turun beberapa derjat celcius, Gilar tidak bisa
mengira-ngira berapa derjat pastinya. Walaupun Gilar tidak merasa begitu dingin
karena bagian muka dan sekujur tubuhnya terbalut oleh pakaian yang
dikenakannya, Gilar bisa pasti bahwa temperature saat itu memang drop.
Gilar berjalan sendirian ke arah yang telah
dijanjikan dan ia sudah pernah ke sana sebelumnya, sudah tidak asing lagi baginya.
Tapi setelah beberapa minggu tidak melewati jalan
ini, Gilar merasakan banyak yang berubah. Lebar jalan tetap sama. Sisi kiri dan
kanan jalan? “Suasananya berubah” ia bergumam sendiri.
Gilar melihat ke arah depan, jalan yang lurus ini
ditutupi daun-daun, begitu juga di sepanjang sisi kiri dan kanan jalan. Angin
bertiup dari arah belakang, terasa dingin. Gilar merasa dirinya dilempari
daun-daun. Daun-daun yang berguguran dari pohon, daun berwarna kuning, oranye,
dan merah,,,,,menerpa rambutnya...jatuh, beterbangan, dan berserakan
dimana-mana, di jalan, di halaman, di atap rumah, dan hamper di semua
permukaan. Semua tertutup daun yang berguguran. Daun-daun yang berwarna cerah
kemilau, didominasi kuning dan jingga. Kini semua jadi terlihat kuning.
Di kiri dan kanan, pohon-pohon telah menjelma
menjadi lemah, terombang-ambing oleh angin.
“Kenapa pohon-pohon ini melemparkan daun-daunnya ke
arahku, bukankah dia diperlukan untuk fotosintesis, untuk proses pembuatan
makanan dan energy?” sebuah pertanyaan terbersit di kepala Gilar. “Ah, semua
berubah dikota ini”, Gilar tidak begitu peduli dengan daun dan pohon, dia buru-buru
saja melangkahkan kaki…
Gilar membelok ke kanan, di kirinya sebuah pohon
oak besar tidak lagi rindang dan hijau, begitu juga pohon-pohon lainnya,
“Pohon-pohon ini juga telah berubah” pikir Gilar seraya menoleh ke kanan dan
menduga jenis-jenis pohon yang tumbuh di kawasan ini.
“Ini adalah pohon-pohon aspen dan di sebelah sana
adalah pohon gum” ia mencermati dari bentuk daunnya, dan perubahan warna daun.
“Ranting-rantingnya sudah tidak memiliki daun lagi,
sudah gundul dengan cepatnya” Gilar merasakan ada keanehan dengan pohon-pohon
itu.
Ia menoleh ke kanan, inilah rumah yang seharusnya,
sesuai dengan alamat yang telah di tentukan. Bukankah ia pernah memasuki rumah
ini? Suasana di rumah ini juga banyak berubah, tiba-tiba terdengar suara jeritan
pilu dan sesosok bayangan mendekati ke arah pintu. Jantung Gilar hampir saja
berhenti berdetak, tapi ia cepat menguasai sekelilingnya, ia berusaha
berpura-pura biasa-biasa saja. Sosok yang menyambutnya ini dibalut jubah hitam,
matanya merah, dan butiran air mata menetes bercampur darah...merah... lalu ia
mempersilahkan Gilar masuk.
Gilar melangkah menuju ke ruang tengah, beberapa
sosok makhluk telah menunggu. Tongkat-tongkat ajaib dan sakti tergeletak di
atas meja. Salah satu sosok dengan balutan baju panjang hitam, Gilar menoleh ke
arah wajahnya, ia mengenali sosok itu... sosok vampire...membuat Gilar tertegun
menelan air liur.
Di sebelahnya satu sosok makhluk sedang duduk di
kursi dengan sebuah tengkorak kepala manusia di pangkuannya dan sebuah boneka
kecil voodoo di tangan kirinya. Di sebelah kanannya adalah sosok seperti hantu
yang seluruh tubuhnya hijau, dan taring panjang yang terjulur keluar. Di kanan Gilar ada badut yang bermuka serem,
hidungnya yang bulat merah tidak lagi mengesankan sesuatu yang lucu.
Mereka seperti mendiskusikan sesuatu sejenak,
kemudian mereka sepakat meninggalkan bangunan ini. Gilar bisa mendengar obrolan
mereka, tidak semua dari perbincangan dapat ia pahami. Namun ia dapat
menyimpulkan bahwa mereka akan bergerak ke arah selatan, ke arah keramaian
kota….
“Bukankah seharusnya mereka ke arah utara, ke hutan
kayu sana” Gilar berpikir, sedikit bingung.
Gilar mengikuti langkah mereka, melewati ruangan
tamu, ruangan yang penuh dengan perlengkapan magis, voodoo, dan zombie, dan
wajah-wajah seram mengintip di antara kaca-kaca jendela. Kemudian mereka
melangkah ke jalan….
Sekali lagi Gilar yakin bahwa ia mengenal jalan
ini, jalan yang sudah ditempuhnya beberapa kali. Ia menoleh ke sebuah pohon
oak, pohon yang paling besar di antara pohon-pohon yang mulai gundul, terlihat
batu-batu nisan dan lentera di antara pepohonan. “Sejak kapan batu-batu nisan
itu di sana?” Gilar bertanya pada dirinya sendiri.
Mereka terus berjalan, hampir senja, di kanan
jalan, di sebuah rumah yang belum menyala lampunya terlihat jaring laba-laba,
dan sebuah laba-laba besar menempel merangkak di antara jaring-jaring yang
dibuatnya.
Hantu-hantu putih bergelantungan di antara
pohon-pohon kecil, di antara belukar bunga, di antara ranting-ranting kecil. Gilar
berpikir, “Sepertinya mereka adalah hantu baik, barangkali teman-teman Casper.”
@ Bersambung…..
berkaitan hallowen kah cerita ini mbak
ReplyDeletebenar banget….
Deleteterima kasih sudah singgah di :
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
DeleteIllustrasi Vector
Seru nih. Ada hantu-hantunya.
ReplyDeletehehehe...Halloween
Deleteterima kasih sudah singgah di :
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
DeleteSengatan matahari melemah, tidak lagi kuat menyengat seperti pertama kali Gilar datang ke kota ini.
Ada vampire, ada hantu baik, penasaran apakah ada sekat antara mereka yang menyebabkan pertempuran? *tidak sabar menunggu*
ReplyDeleteini "Halloween season"...hehehe
Deleteterima kasih sudah singgah di :
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
DeleteAngin terasa lembut menerpa daun-daun dan ranting-ranting pohon di sepanjang jalan yang Gilar lalui.
air mata bercampur darah? dia banyak menangis ya? hahahaah
ReplyDeletetangis di Halloween season....
Deleteterima kasih sudah singgah di :
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
DeleteSuhu udara yang tidak begitu stabil, sepertinya hari ini temperatur turun beberapa derjat celcius, Gilar tidak bisa mengira-ngira berapa derjat pastinya.
Waaahhh horor, seru nih :D
ReplyDeleteGasabar nunggu lanjutannya
hehehe...Halloween season.
Deleteterima kasih sudah singgah di :
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
DeleteWalaupun Gilar tidak merasa begitu dingin karena bagian muka dan sekujur tubuhnya terbalut oleh pakaian yang dikenakannya, Gilar bisa pasti bahwa temperature saat itu memang drop.
Endingnya kok seperti berbau horor,......
ReplyDeleteCasper itu adalah film kartun yang saya suka sekali nontonnya sewaktu masih kecil.
hehehe.....Halloween, hari berpakaian hantu
Deleteterima kasih sudah singgah di :
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
DeleteGilar berjalan sendirian ke arah yang telah dijanjikan dan ia sudah pernah ke sana sebelumnya, sudah tidak asing lagi baginya.
Wah ada tokoh hantu-hantu putih bergelantungan di pepohonan ...
ReplyDeleteBaca post ini pas malam jumat pula ..., merinding maksimal aku,kak .
Ngga sabar nunggu jilid ke 2 nya.
hahahaha…. seru kalau saat Halloween
Deleteterima kasih sudah singgah di :
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
DeleteTapi setelah beberapa minggu tidak melewati jalan ini, Gilar merasakan banyak yang berubah.
Anjiiir, creepy ._.
ReplyDeletekeren ya, bisa bikin cerita horror gini ._.
pengennya memang horror...hahahaha
Deleteterima kasih sudah singgah di :
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
DeleteLebar jalan tetap sama.
Nunggu kelanjutan ceritanya ah, ehehehe.
ReplyDeleteIni bisa jadi horor bisa jadi engga sih, soalnya bawa bawa casper :D
hehehe...cuman merayakan Halloween
Deleteterima kasih sudah singgah di :
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
DeleteSisi kiri dan kanan jalan? “Suasananya berubah” ia bergumam sendiri.
Aku suka cerita2 begini. Ayuk dong kelanjutannya mana...
ReplyDeleteSi Gilar ngapain ngikutin itu hantu2 dah?? ya udah sik biarin aja pada nyasar juga. Kepo beut...
*lah situ enak tinggal baca😔
hehehe.....
Deleteterima kasih sudah singgah di :
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
DeleteGilar melihat ke arah depan, jalan yang lurus ini ditutupi daun-daun, begitu juga di sepanjang sisi kiri dan kanan jalan.
Halloween season
ReplyDeleteyups…..bener….hehehe
Deleteterima kasih sudah singgah di :
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
DeleteAngin bertiup dari arah belakang, terasa dingin.
Horor ya mba.. aku penasaran, settingnya negara mana ya... Pohonnya asing semua...
ReplyDeletehehehe...silahkan tebak
Deleteterima kasih sudah singgah di :
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
DeleteGilar merasa dirinya dilempari daun-daun.
Gilar itu manusiakah? apa gimana? bisa liat berarti yah..
ReplyDeleteseru nih, apalagi pas ada badut itu, teringat sebuah film yang menyeramkan.
can't wait for the next episode :3
ya dong...kan Halloween....hehehe
Deleteterima kasih sudah singgah di :
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
DeleteDaun-daun yang berguguran dari pohon, daun berwarna kuning, oranye, dan merah,,,,,menerpa rambutnya...jatuh, beterbangan, dan berserakan dimana-mana, di jalan, di halaman, di atap rumah, dan hamper di semua permukaan.
aaaak kali ini creepy story menjelang haloween...
ReplyDeletebener...hehehe...
Deleteterima kasih sudah singgah di :
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
DeleteSemua tertutup daun yang berguguran.
Abis ini fix ke mana-mana minta diantar karena takuut :(
ReplyDeletehehehe.... cuman cerita perayaan Halloween
Deleteterima kasih sudah singgah di :
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
DeleteDaun-daun yang berwarna cerah kemilau, didominasi kuning dan jingga. Kini semua jadi terlihat kuning.
bagus bangettt
ReplyDeleteregards,
www.CHIPPEIDO.co.vu
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
DeleteDi kiri dan kanan, pohon-pohon telah menjelma menjadi lemah, terombang-ambing oleh angin.
cuma cerpen...hehehe
ReplyDeleteterima kasih sudah singgah di :
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
penggambaran suasananya dapet banget bikin merinding.
ReplyDeletehehehe...masa sih?
Deleteterima kasih sudah singgah di :
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
Delete“Kenapa pohon-pohon ini melemparkan daun-daunnya ke arahku, bukankah dia diperlukan untuk fotosintesis, untuk proses pembuatan makanan dan energy?”
Untung aku bacanya pas siang bolong hehehe...
ReplyDeletehehehe.....
Deleteterima kasih sudah singgah di :
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
Deletesebuah pertanyaan terbersit di kepala Gilar. “Ah, semua berubah dikota ini”, Gilar tidak begitu peduli dengan daun dan pohon, dia buru-buru saja melangkahkan kaki…
Gilar senang ya kumpul bareng hantu hantu ya? Mau ngadain acara pesta ya mereka?
ReplyDeletekustom hantu hantuan...hehehe
Deleteterima kasih sudah singgah di :
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
Membayangkan berdiri di nisan-nisan yang baru-baru saja munculnya. Serem.
ReplyDeletehehehe serem serem sedap ya kak.. penasaran baca kelanjutannyaaa
DeleteKalau mau Halloween biasanya dibuat nisan-nisan begitu di luar rumah
Deleteterima kasih sudah singgah di :
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
aih, ini kisah karanganmu kah? menarik!
ReplyDeleteThanks Mbak
Deleteterima kasih sudah singgah di :
“Creepy Ghosts” di Kota yang Menguning (Bagian 1)
Naah ini ketemu bagian satunya. Soo creepy
ReplyDeleteTapi asik :)
Pertama baca rada bingung, trus ketengah eh, kaya hallowen. bener kak? tapi asli keren alurnya
ReplyDelete