Bubur Sumsum
Dulu waktu kecil, sekali sekali saja Mama masak bubur tepung beras ini. Saya juga tahunya, namanya bubur tepung beras. Tapi mama tidak begitu pintar masak bubur yang satu ini, sering encer, terus ditambah lagi tepungnya, ujungnya, bubur pun jadi keras, Lebih sering lagi, banyak gumpalan-gumpalan tepungnya. Tapi karena saya dan adik-adik dalam usia tumbuh, perut lapar terus, semua terasa enak. Apalagi kalau mama kami yang masak, terasa istimewa. Mama memang lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah, jadi kalau dia di dapur, orangnya selalu terburu-buru. Tidak heran kalau buburnya tidak sesuai standard.
Gulanya kental dan sangat manis
Setelah dewasa, saya pindah kota, jauh dari mama yang sesekali masak bubur tepung beras. Namun, saya melihat ada warung yang menjual bubur beras ini. Ada juga ibu-ibu yang membawa bakul ke rumah-rumah menawarkan bubur ini. Mereka menamakannya Bubur Sumsum. Kalau ada yang ke rumah nawarin bubur ini, saya tidak pernah menolak, pasti beli, walau hanya porsi kecil. Bubur dari bakul yang ditawari ini sangat lembut, kalau tidak bisa dibilang sedikit encer dari yang saya suka, dan kuahnya juga juga encer dan tidak begitu manis. Kalau makan buburnya ditambah kuah, rasanya lebih cederung nyeruput bubur daripada makan bubur.
Akhirnya, dari pada komplain sana sini, lebih baik buat sendiri. Hasilnya, seperti yang difoto. Buburnya tidak lembut seperti yang dijual sana, tapi juga tidak keras. Yang lebih mantap kuahnya, harum, tidak encer, dan manis, karena kuahnya dari gula aren pilihan dan dikasih anis star. Cocok banget untuk sore ini. Bahan buburnya juga sama aja seperti umumnya, Untuk kali ini saya pakai tepung beras dan air plus santan, dengan perbandingan 1 banding 8. Perbandingan tergantung dari tekstur tepung beras. Terus saya tambahkan garam dan vanilla cair. Caranya, ambil sebagian air untuk melarutkan tepung, air plus santan dididihkan, setelah mendidih masukkan larutan tepung sambil terus diaduk. Tunggu hingga mendidih lagi. Matikan kompor, tunggu dingin, dan siap santap.
saya suka dengan bubur sumsum
ReplyDeletetapi biasanya beli di pedagang langganan yang biasa mangkal di pasar
tapi kalau ramadan, hampir tiap sore, saya beli bubur ini
bubur sumsum ni, kat sini famous masa bulan puasa. hari-hari biasa, 'tak laku' hehehe
ReplyDeleteair gula / kuah bubur sumsum tu ada letak bunga cengkih tak?
ReplyDeleteAku doyan makan bubur sumsum. Kadang ada candil2nya kecil2 merah gitu deh. Enak. Makan semangkok aja udah kenyang hehehe :D
ReplyDelete