Ilustrasi: Myrtle Ungu
Amfetamin, yang dikenal di jalanan
sebagai speed, uppers, ups, black beauties, pep pills, atau copilots, pertama
kali disintesis untuk penggunaan medis pada tahun 1880-an.
Amfetamin (Biphetamine, Delcobese,
dextroamphetamine) dan stimulan lainnya, seperti phenmetrazine dan
methylphenidate (Ritalin, Focalin), bekerja pada Central Nervous System dan peripheral
nervous system. Obat-obat ini digunakan untuk mengobati ADHD pada anak-anak,
narkolepsi, depresi, dan obesitas (dalam jangka pendek).
Sebagian orang menyalahgunakan obat
ini untuk mencapai efek kewaspadaan, meningkatkan konsentrasi, meningkatkan
energi, euforia, dan menekan nafsu makan.
Amfetamin adalah agonis katekolamin
tidak langsung dan menyebabkan pelepasan norepinefrin yang baru disintesis.
Mirip dengan kokain, mereka memblokir pengambilan kembali norepinefrin dan
dopamin, tetapi mereka tidak terlalu mempengaruhi sistem serotonergik. Mereka
juga mempengaruhi sistem saraf perifer dan merupakan simpatomimetik yang kuat,
merangsang a;pha dan beta reseptor. Stimulasi ini menyebabkan takikardia,
aritmia, peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik, dan hipertermia
perifer. Efek penggunaan amfetamin dan perjalanan klinis overdosis mirip dengan
kokain.
Untuk istilahnya, mungkin saya agak kurang paham. Tapi beberapa ada yang mengerti. Keren kak, saya suka tulisan kakak
ReplyDeleteAmfetamin ini sebenarnya bisa bermanfaat untuk pengobatan, tapi sayangnya kadang disalahgunakan ya mbak. Kabarnya artis MZ ditangkap karena mengkonsumsi amfetamin
ReplyDeleteTerkadang orang memang suka menyalahgunakan aturan buat obat malah dibuat nge-fly..hihihi
ReplyDeletePadahal manfaatnya bagus buat pengobatan, tp ada aja yg menyalahgunakannya
ReplyDeleteBerarti bisa bikin halu2 gitu ya
ReplyDeleteberbelit lidah mau menyebutnya😁
ReplyDelete