Tuesday, November 16, 2021

Psychiatric 19. Manifestasi dari si Pesakit (Somatic Symptom and Related Disorders)


Shannon suka mi udon gelas

Obrolan dengan Shannon terus berlanjut. Kali ini tentang Somatic Symptoms dan berbagai disorder yang berkaitan dengannya.


Pernah dengar istilah hypochondriasis atau hypochondria?


Seseorang datang ke dokter dengan keluhan sakit kepala. Dia benar-benar sangat stress dengan rasa sakitnya ini dan ngotot dengan mengatakan ke dokter bahwa ia mengidap tumor otak. Orang ini barangkali sangat takut terkena kanker atau tumor, atau bisa dikatakan phobia terhadap penyakit tertentu (untuk kasus ini phobis tumor/kanker). Maka begitu ada rasa sakit yang dia curiga adalah tumor atau kanker yang ditakutinya, ia-nya jadi heboh. Tumor dan kanker yang dia pikir itu harus segera dibuang oleh dokter.


Orang yang memiliki kecemasan terhadap penyakit ini sangat takut dengan semakin parahnya sakit yang akan dideritanya, padahal mereka salah menginterpretasi apa yang dirasakannya.


Contoh di atas, yang dulunya dikenal dengan istilah hypochondriasis atau hypochondria, dalam DSM-5, istilah ini diperbaharui jadi “Illness anxiety disorder”.


Obrolan terus mengalir. Yang dulunya dikenal dengan istilah factitious disorder by proxy atau Munchausen by proxy. Dalam DSM-5, istilah ini “factitious disorder imposed on another”. Istilah untuk seseorang dengan sengaja melukai orang lain. Biasanya hal ini dilakukan untuk keuntungannya sendiri, atau perhatian khusus. Pada umumnya dilakukan seorang ibu terhadap anaknya.


Ada seorang ibu pernah meraup rupiah dengan sejumlah besar setelah memposting penderitaan anaknya (yang sengaja dia lakukan), dan mendapat sumbangan untuk berobat, pengobatannya sih dilakukan, namun si ibu telah mengambil keuntungan dengan penderitaan anaknya.


 

Penampakan mie udon

Menurut para ahli, anak-anak yang mengalami hal di atas cenderung memiliki kelainan yang disebut “factitious disorder”, membuat penyakit yang sudah ada menjadi lebih parah. Contohnya, ia pergi ke dokter karena terluka, maka dokter memberikan obat, namun begitu sampai di rumah, ia oleskan lukanya dengan kotoran binatang hingga terjadi infeksi, dan balik lagi ke dokter untuk mendapatkan perawatan. Aneh ya  😊


Beda lagi dengan “malingering” yang “menipu” paramedis dengan penyakitnya karena ada tujuan atau motivasi lain, seperti menghindar dari tanggung jawab kerja, kalau di luar negeri ya dapat tunjangan cacat, atau menghindar panggilan perang, atau manghindar untuk dijeblos ke penjara.


Pernah dengar kisah anak yang menjadi buta setelah kejadian kecelakaan lalu lintas yang membawa maut orang tuanya, dan dia selamat? Anak itu tiba-tiba benar benar jadi buta, tidak bisa melihat. Kelainan ini dimasukkan ke kategori “Conversion Disorder (functional neurologic symptom disorder).”

 

Yang paling banyak kita temukan adalah “somatic symptom disorder”,  kelainan yang sangat susah ditangani, karena gejalanya selalu berubah, difusi dan komplek, dan berpindah dari satu bagian tubuh ke bagian lainnya. Awalnya bagian perut, sperti munta-muntah, pusing, diare, kemudian ke bagian saraf, komplai sakit kepala, sakit punggung, barangkali juga mengarah ke sakit kaki, bahkan ke bagian kelamin. Orang-orang ini mengaku lebih sakit dari orang sakit, walaupun setelah dicek, semuanya negative. Mereka ini merasa sakit karena stress atau cemas atau ada gangguan dalam kestabilan hidupnya.

  

No comments:

Post a Comment

@eerlinda2005