Hanya ilustrasi: Taking a walk
Istilah oxidative stress digunakan untuk menggambarkan hasil
kerusakan oxidative saat terjadinya keseimbangan yang kritis antara
keberadaan free radical dan pertahanan antioxidant, keseimbangan
tidak seperti yang diinginkan.
Oxidative stress meningkat sebagai
hasil dari ketidakseimbangan antara
produksi
free radical dan pertahanan antioxidative, hal ini berkaitan
dengan kerusakan spesies molekular secara luas, meliputi lipid,
protein, dan nuclei acid.
Oxidative stress jangka pendek diakibatkan oleh cedera tissue,
apakah karena trauma, infeksi, cedera karena panas, hypertoxia,
racun, atau karena kelamaan exercise. Tissue yang cedera ini
mengakibatkan meningkatnya enzim penghasil radikal (ex. Xanthine
oxidase, lipogenase, cyclooxygenase) untuk mengaktifkan paghocyte,
melepaskan free iron, copper ion, dan disruption electron transport
chain-nya oxidative phosphorylation, menghasilkan kelebihan
ROS
(reactive oxygen species).
Proses tumbuhnya kanker, seperti juga efek samping radiasi dan
kemoterapi dapat menyebabkan tidak seimbangnya antara ROS dan sistem
pertahanan antioxidant. ROS juga dapat diakibatkan oleh komplikasi
diabetes melitus, penyakit mata karena penuaan, dan penyakit-penyakit
neurogenerative.
Peran oxidative stress diduga melibuti berbagai kondisi penyakit,
seperti atherosclerosis, inflamasi, kanker, dan proses penuaan.
Melihat gejalanya, harus segera diantisipasi, biar resikonya semakin berkurang
ReplyDeleteAgree.
DeleteDuhh semoga kita selalu sehat yaaa.. Biar bahagia salaluu
ReplyDeleteAmin YRA
DeleteOohh oxidative stress ternyata pengaruh juga yaa terhadap penuaan. Thanks sob info sehatnya.😄😄
ReplyDelete