Eiffel dan terowongan tulang belulang (Photo: Thomas Sentpetery).
Alya menatap tidak percaya pada iklan yang di
forward oleh Dian via WA. Diskon penerbangan domestik dan internasional secara besar-besaran.
bayangkan saja diskon 20% bakal diambil, apa lagi diskon 40%-70%... Siapa
nolak? Don't think twice... Jari telunjuknya menyapu naik turun meneliti
jumlah persen potongan harga di setiap penerbangan, dan angka-angka nominal
yang harus dikeluarkannya.
Serasa di puncak menara membayangkan akan ngepack barang-barang. Sebelum mengisi permohonan
cuti, Alya berpikir lebih baik yakin dulu siapa saja yang akan bersedia
bersamanya untuk menikmati tawaran yang super menggiurkan ini. “Biar ditanyain
dulu siapa aja yang akan mau pergi denganku menikmati angin autum breeze nun
jauh di Eropah....wow banget deh”
“Engga ah, ngapain lagi harus di spot yang sama?” Dian
berkomentar, “Lagi-lagi Eiffel”.
“Tapi kali ini bukan background dimana dan ke mana
kita Hun, tapi apa yang kita carry!”, Hun adalah singkatan dari kata Honey,
Istilah cool Alya untuk menggantikan kata “say” buat teman-teman
dekatnya dalam percakapan sehari-harinya. “Ini bukan acara pemotretan yaa, ini hunting...berburu...!!”
“Belanja?!” Dian menegaskan.
Mengajak Dian untuk bepergian susah-susah gampang, tapi
akhirnya mereka dapat dipastikan tinggal memilih tanggal yang cocok untuk
ketersediaan tiket dan persetujuan jadwal cuti, tidak perlu lama-lama yang
penting belanja-belanja dan acara fiesta di akhir tahun.
“Menikmati kopi di pinggiran jalan, menatap Eiffel Tower, sekaligus
menikmati sentuhan dipenghujung musim gugur, menjelang musim dingin... di jamin
romantis, bakal seperti di film-film romans, hhmmm...” Alya berkata ke Dian.
Alya melanjutkan, “Oh ya Dian, ntar aku bisa pake koleksi
sepatuku lho. Aku udah ngebayangin aja make thigh-high boots-ku, plus sweater
bulu, shawl, beanie, kapan lagi tampil gituan?”
”Wah-wah, ntar suitcase kita bakal berat nih, kalo
perginya udah berat gimana pulangnya?” Dian menyela.
Alya membiarkan Dian yang membuat traveling plan. Alya
percaya padanya. Untuk soal manajemen planning, Dian paling handal, apalagi
cuma buat itinerary tiga hari di Paris. That's such an easy peasy thing
buatnya, pikir Alya.
“Tujuan kita Champs Elysees, OK?” Berulang Alya mengingatkan
Dian.
Dian sangat tahu bangunan apa yang dimaksud Alya, tempat
berdiri tegak toko Louis Vuitton. Sebuah bangunan LV dan Sephora di
Champs-Elysees, membuat aktivitas belanja-belanja jadi komplit, paket jumbo,
super indah, berbagai tas, busana, dan
gemerlap permata.
******
Langit Paris seperti hampa.
Alya dan Dian berdiri di antara antrian yang tidak begitu
panjang menatap menara Eiffel. Mereka menunggu giliran untuk melewati sebuah
pintu yang berada di bangunan kecil berwarna hijau tua seperti pos jaga.
Setelah dibentuk pergrup, Alya dan Dian melangkahkan kakinya ke pintu kecil
itu, di sana mereka harus menuruni seratus lebih anak tangga menuju ke perut
bumi.
“Inikah dungeon itu?” Alya bertanya dengan suara rendah.
Mereka mengunjungi wajah lain dari gemerlap kota Paris, persis selapis di
bawahnya.....
Inilah Paris dengan sejarah panjangnya. Inilah labirin catacombs....
Dungeon dan tulang-belulang warga Paris tersimpan di Paris
Catacombs. Tengkorak-tengkorak yang berjumlah lima kali lipat dibanding dengan
jumlah penduduk Paris yang bersileweran di luar atas sana.
Di lorong bawah tanah ini terasa dingin, barangkali di bawah
14 derjat celcius.
Di kiri dan kanan terowongan tersusun rapi tulang-tulang
penduduk Paris...benar-benar alam kematian “realm of death”....
Susunan tengkorak di bawah Menara Eiffel
(foto: Getty Images/Lonely Planet
Images)
Sebuah guci “Seperti guci keramik hiasan di rumah nenek, tapi
besar....besar banget” Alya bepikir. Astagfirullah al azim...semua yang
terpajang di galeri ini adalah susunan dan rangkaian tulang belulang dan
tengkorak!” Alya merinding, perutnya terasa mual.
Terdengar celetuk dari salah seorang dalam grup “Fanthom of
the Opera”.
******
Langit Paris tidak cerah.
Alya dan Dian berdiri di antara anak tangga Louis Vuitton
Champs Elysees. Menara Eiffel terlihat angkuh dan Alya menoleh ke pintu masuk
took.
“Ayo masuk!” Dian mengajak Alya untuk segera melangkah masuk.
Alya ragu sejenak. Pintu toko terbuka lebar, pertanda dengan
hangat mempersilakan pembeli masuk. Alya masih saja berdiri memandangi pembeli
yang masuk, kakinya begitu berat untuk melangkah.
'Kenapa?” Dian bertanya.
******
# Bersambung ke bagian 2.
Ngeri-ngeri sedap ngelewatin terowongannya... Barangkali tinggal tulang belulang, tapi nuansanya 😱😱😱😱😱 suraaam..
ReplyDeleteYaa ada ngerinya ada sedapnya juga, untungnya rombongan...
Deleteterima kasih sudah singgah di :
Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)
Waaahhhhh, senangnyaaaa... akhirnya ada lagi postingan baru, bakalan keren banget nih.
ReplyDeleteSaya pertama kali tau tentang tengkorak-tengkorak itu di foto teman efbi saya, serem sekaligus mual juga ya kalau berada di situ, membayangkan semacam berada di dalam kubur, berteman para tengkorak hiii...
Btw ceritanya asyik deh mba, membayangkan dulu sebelum nikah, mengapa saya cuman berada di seputaran kantor saya aja yak hahaha
Akhirnya....bisa juga ngeposting satu cerita...Thanks ya Mbak!
Deleteterima kasih sudah singgah di :
Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)
hihihi, menanti cerita lainnya mbaaa :D
DeleteSelalu ke sini dan sedih kalau belum ada postingan hihihi
Sorry Mbak...slow banget...
Deleteterima kasih sudah singgah di :
Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)
Duh, serem mbak. Aku bisa pingsan lihat tengkorak sebanyak itu.
ReplyDeleteIya mbak, jumlahnya lebih banyak dari penduduk Paris di luar sana.
Deleteterima kasih sudah singgah di :
Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)
Serem bgt mb
ReplyDeleteBayangin jalan ke situ sendiri malem2 terus ketemu valak xixixi deuh maapkan imajinasi sy
Ntar kalo shopping ke Paris, sempetin mampir Catacomb deh, tapi jangan sendiri dan malem2...
Deleteterima kasih sudah singgah di :
Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)
Wooooo baru tau kalau di sana ada terowongan tengkoraknya..... serem juga ih kalau harus melewati itu...untungnya saya belum pernah ke Paris.. hiks kok sedih ya..hari gini belum juga kesampaian pergi jelong2 ke luar negara 😭
ReplyDeleteYa, untung mbak belum ke Paris... jadi jangan sedih, ntar kalo ke sana mbak bisa nyempetin ke catacomb, walaupun katanya "nasty" tulang2 atau bone decorations ini sukses untuk menarik para turis...
Deleteterima kasih sudah singgah di :
Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)
Wahh rame nih ceritanya, Seakan-akan juga pengen gabung ama Alya dan Dian buat jalan-jalan hehehe. can't wait for the next chapter :D
ReplyDeleteAlya dan Dian pasti happy banget...
Deleteterima kasih sudah singgah di :
Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)
Saya ingin tuh, masuk ke Catacombs, tapi khawatir habis itu nggak bisa tidur.
ReplyDeleteTakut ada yang ngikutin ya Mbak...;)
Deleteterima kasih sudah singgah di :
Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)
Itu tulang beneran kak di bawah menara eifel? Ternyata dibalik cerita eifel yang mewah nan mempesona ternyata banyak cerita mistis dibelakangnya ya kak.. kutubggu episode berikutnyaa
ReplyDeleteJarak dari Menara Eiffel ke pintu masuk Catacomb sekitar 4 menit via Taxi/Uber atau sekitar 5 km...
Deleteterima kasih sudah singgah di :
Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)
Yuk ah kapan donk kita kesana bersama temen temen blogger.. part duanya ditunggu ya kak
DeleteHayuh mbak...pengen banget bisa jalan bareng...mana jadi turis lagi...;)
DeleteSeram banget ngebayangin berada di dekat tumpukan tengkorak.
ReplyDeleteSerem Mbak, walaupun tulang-tulang dan tengkorak itu sudah disusun rapi dan didisain indah sebagai dekorasi...
Deleteterima kasih sudah singgah di :
Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)
Alya dan Dian jalan2 hhmm seru sih. Tapi kalau ketemu tengkorak sebanyak itu hiii syeremmmm! Benrean ga sih ini ceritanya? Di bawah Menara Eiffel isinya tengkorak. Ditunggu kisah selanjutnya :D
ReplyDeleteTengkoraknya banyak banget Mbak, sekitar 6 juta penduduk Paris yang di"rumah"kan di catacomb ini...Di bawah kota Paris ini catacombsnya hampir 300 km
Deleteterima kasih sudah singgah di :
Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)
Jadi penasaran ini. Apakah Alya melihat sesuatu di dalam toko yang ada hubungannya sama katakomb? Atau ... Aaakkkk mana lanjutannyaaaaaaaa *pukul pukul meja* 😁😁😁🤗
ReplyDeleteSabar atuh Teh...kasihan mejanya...;)
Deleteterima kasih sudah singgah di :
Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)
Hahahaha mejanya sudah pukul balik saya 😂 qiqiqiqqiiq
Deletewkwkwkwk, ga benjol kan???
DeleteItu di Paris... ada yang serem begitu yaaaa duuuuh ._.
ReplyDeleteParis Catacombs...terowongan yang dihiasi oleh tulang-tulang dan tengkorak sepanjang kilo-an meter, ada sekitar 6 juta penduduk Paris yang menyapa kita sepanjang labirin catacombs...;)
Deleteterima kasih sudah singgah di :
Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)
Waalaah.. Tengkoraaaak
ReplyDeleteKoleksi tengkorak dan tulang belulang Mbak...
Deleteterima kasih sudah singgah di :
Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)
walahhh..dingin bangett yahh dibawah lorong sampe 14'
ReplyDeleteDingin dan serem...
Deleteterima kasih sudah singgah di :
Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)
Kayaknya dingin juga efek dari banyak tengkorak jadi suasananya dingin dan pastinya mistis ya ka
Deleteternyata dibalik keindahannya ada kengerian dibawahnya
ReplyDeleteIndah kemilau Kota Paris di atas....di bawahnya, dalam dingin dan gelap terowongan Paris yang dihuni oleh jutaan "penduduk" lainnya
Deleteterima kasih sudah singgah di :
Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)
Catacomb-nya mirip lah ya dengan makam batu di Toraja. Tiba-tiba gak mood shopping! Jangan-jangan ada yang ikutan naik...
ReplyDeleteBener Mbak... Catacombs Paris ini adalah lorong-lorong terowongan bekas tambang limestone zaman dulu...ada sekitar 300 km...dan sekitar 30 meter di bawah permukaan tanah..
DeleteKalau udah mikir kematian, gemerlap dunia terkadang mendadak pergi..
terima kasih sudah singgah di :
Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)
Wah... Baru tahu mb... Kl ada susunan tengkorak spt itu.. Sejarahnya gimana? Tulisannya baguuus bgt mb...👍👍
ReplyDeleteOverflow pekuburan Mbak, jadi mereka di rumahkan di terowongan bekas tambang batu zaman dulu, ada sekitar 6 jutaan "orang" yang tinggal di sana..termasuk orang2 orang penting Perancis
Deleteterima kasih sudah singgah di :
Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)
Wah..serem. Baru tau tentang tengkorang yang ada di dalam terowongan itu mbak. Ditunggu bagian ke 2 nya
ReplyDeleteIya mbak, sereemmm
Deleteterima kasih sudah singgah di :
Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)
Kok ky baca cerita horor ya mbak, penasaran banget kelanjutan ceritanya mbak
ReplyDeleteKelanjutannya ga horror koq mbak...:)
Deleteterima kasih sudah singgah di :
Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)
Akh mungkinkah ..seringkali terdengar suara~suara misterius di dalam sana ??.
ReplyDeleteTapi diluar sisi kengeriannya, seninya tinggi, meski tak lazim.
Katanya sih ada suara2 di bagian terowongan yang lain, karena anak2 muda Paris sering mengadakan aktivitas di sana, mereka juga membuat theater buat nonton bareng.
Deleteterima kasih sudah singgah di :
Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)
sepertinya beraroma horor ini cerita
ReplyDeletePengen banget bisa sukses menulis cerita horror mbak, yang ini mah lokasinya yang horror...;)
Deleteterima kasih sudah singgah di :
Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)
aih, serem ya emang paris. kayaknya kelanjutannya lbh serem nih
ReplyDeleteUntung ya mbak kalo kota Paris itu banyak turisnya, kalo sepi turis barangkali udah jadi kota hantu..;)
DeleteMbak jago banget bikin cerita serem begini, bikin novel dong...pasti kece deh :)
ReplyDeletewuehehehe bener banget tuh, bikin novel dengan cerita yang berlanjut pasti seru banget wuehehe
DeleteThank you mbak Muyass and mas Andrie... lagi belajar membuat "sesuatu" yang serem.
Deleteterima kasih sudah singgah di :
Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)
Duh, endingnya bikin penasaran bangeet. mana dalam bayanganku Paris itu suram kelabu banyak tikus :p
ReplyDeleteWaddehh, koq ngebayangin yang serem gitu mbak?
Deleteterima kasih sudah singgah di :
Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)
Aslik baru tau mba duh padahal PARIS itu wishlist bangets
ReplyDeleteNtar kalo ke Paris, jangan lupa visit Paris Catacombs, ada juga Mausoleum yang bangunannya artistic seperti Paris Pantheon, tempat disemayamkannya Marie Currie, Victor Hugo, Braille, Voltaire, dsb...
Deleteterima kasih sudah singgah di :
Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)
kira-kira alyaa kenapaaaaa T_T apa dibuntuti sesuatu dari catacombs... alyaaaaa
ReplyDeleteBener mas, ada bayang-bayang yang membuntuti dan sedang menghantui Alya...
Deleteterima kasih sudah singgah di :
Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)
tengkorak bawah eiffle towe r tu mengingatkan saya filem as above so below
ReplyDeleteIye, itulah die movie tu Nies, Paris Catacomb..
Deleteterima kasih sudah singgah di :
Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)
Ooh di balik keindahan menara Eiffel tersimpan cerita miaterius yang mistis ya ? Penasaran.
ReplyDeleteNegara yang udah lama eksis...banyak menyimpan kejadian jadi ada mistisnya..;)
Deleteterima kasih sudah singgah di :
Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)
Mba itu real ya? Saya baru tau dibawah menara eifel ada sesuatu yg menyeramkan?
ReplyDelete