Wednesday, September 19, 2018

PLONTOS

Kepala plontos (foto dari: informationng.com)

“Abi Zarah, hayuh tambahin lagi bening bayemnya,,,!! Gepuknya juga..,!!” Ibu mertuaku menyarankan suamiku untuk banyak makan bayam. Ia mulai lagi memerankan perannya sebagai seorang ibu ke anak lelakinya, walaupun secara halus dengan memanggil “Abi Zarah” untuk menghargai bahwa “anak”nya itu kini telah “ayah”. Zarah adalah nama anak perempuan pertamaku,

Aku memahaminya, dia pernah menyatakan kecemasannya terhadap jagoan satu-satunya itu,,,

Kulihat suamiku memenuhi keinginannya, menambahkan sedikit bayam dan sepotong gepuk daging sapi ke piringnya. 

Mertuaku melanjutkan, “Pola hidup sehat dan mengkonsumsi nutrisi yang tepat bakalan mencegah penyakit-penyakit yang akan menyerang kita”. 

Percakapan pun terhenti ketika suamiku yang duduk seberangku menyandarkan tubuh ke belakang dan tersenyum seraya berkata, “Alhamdulillah, kenyang... makasih Mah, enak banget.” Suamiku mengerlingku, dia tahu hari ini ibu mertua yang sangat repot di dapur, dan suamiku paling memahami psikologi mamanya. 

Suamiku pun beranjak ke ruang TV, bergabung dengan anak-anak. 

Aku dan ibu mertua masih saja duduk menikmati “cuci mulut” butir butir anggur hijau dengan santai. 

Tiba-tiba dia meneruskan kalimatnya sambil menatapku, “Neng, di negeri sana tuh orang-orang udah balik ke pengobatan natural, ga perlu lagi ngabisin uang untuk tanem rambut yang pasti aja ada effek sampingnya.” 

Dia berhenti sejenak. 

“Para praktisi kecantikan rambut di Barat melakukan riset terhadap para pelanggan selama 10 sampai 15 tahunan terhadap orang-orang yang sebelumnya diperkirakan punya kecenderunagn untuk botak, ternyata diketahui bahwa dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung Iron sangat membantu menstimulus akar rambut untuk tetap bertahan.” Dia berusaha menjelaskan kepadaku materi bacaannya dengan panjang lebar. 

Wajar saja kalau ia sangat cemas dengan rambut anaknya, karena almarhum ayah mertua kepalanya plontos, hanya sedikit saja rambut di kiri kanan dan bagian belakang. botak dari depan ke tengah dan belakang. Dia tidak mau hal ini juga terjadi terhadap anak lelakinya. Ibu mertuaku berusaha mencegah apa yang akan dialami putranya secara genetic. 

Dia menghitung dan memperbincangkan kadar “zat besi” atau yang disebut-sebutnya Iron disetiap bahan-bahan yang dimasaknya. Dia menjelaskan padaku bahwa bayam banyak mengandung Iron, walaupun daging sapi atau ayam barangkali kurang nutrisi tertentu, tapi bahan-bahan ini banyak mengandung nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan rambut. Dia menambahkan bahwa seorang laki-laki dewasa perlu minimal 8 mg zat besi setiap harinya. 

Dialek Sunda-nya sangat kental. “Neng, nanem rambut ongkosnys mahal pisan, bisa nyampe lima belas ribu dollar, walaupun ada yang empat ribu dollar, kalo dirupiahkan...., Masyaallah Neng, lebih mahal dari ONH plus.” 

Sambil mengulum sebutir anggur kecil, ingin kukatakan pada ibu mertuaku ini bahwa pandangan dia dengan kepala plontos berseberangan dengan pandanganku. 

Dikalanganku dipercaya bahwa kepala suami yang plontos itu seperti melambangkan ke-seks-iannya, perwujudan citra seorang suami yang romantis... Benar atau tidaknya, entahlah....Tapi itulah yang kurasakan di malam-malam yang kulalui bersamanya. Setiap keindahan diujung malam yang kudapati, berakhir dengan kelelahan di awal pagi. Dan setiap pagi aku menatap wajahnya, fokusku hanya pada mata dan senyumnya. Dia adalah suamiku, kebahagiaanku dari Allah. Forget about rambut dikepalanya. 

Ibu mertuaku terlalu berlebihan mengkhawatirkan putranya. Seandainya dia tahu kalau aku lagi demen dengan plontos aktor legendaris Bruce Willis dan juga “Disturbed” dalam video-nya “The Sound Of Silence” (Note: tidak termasuk anting dan tatonya yaa, hanya suara dan plontosnya doang). Yes, plontos tidak hanya seksi tapi juga atraktif. Aku percaya, dan lagian merasa beruntung. 

Meskipun nanti rambut di kepala suamiku mulai berguguran dan alhamdulillah apabila ada uang $15K, tentunya aku akan memilih ONH saja daripada memilih proyek “tanam rambut” di kepala plontosnya. Toh, suamiku makin seksi dan kami pun bisa menunaikan ibadah rukun Islam yang kelima ini dengan “plus”. Insyaallah… 

“Mah, putra Mamah lelaki yang paling hebat di dunia dan aku wanita yang beruntung telah menjadi istrinya,” aku tersenyum padanya sembari beranjak dari dudukku untuk membereskan meja makan.





23 comments:

  1. Aku juga sependapat, botak itu tak kalah seksi. Banyak kok cowok tampil plontos malah kliatan auranya.

    ReplyDelete
  2. hihihi..toss, sama aku juga merasa plontos itu seksi

    ReplyDelete
  3. Hehehe ..
    Tooss, kak.
    Kita sependapat 👋

    ReplyDelete
  4. Boksi ya kak, botak itu seksi. Hehe...ini cerpen tapi seperti pelajaran ipa, belajar kondisi tubuh. Waow

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe...jadi malu atas pujiannya.
      terima kasih mau baca cerpen: PLONTOS

      Delete
    2. PLONTOS
      “Abi Zarah, hayuh tambahin lagi bening bayemnya,,,!!

      Delete
  5. Aduh! Saya kok jadi pengen ngakak ya baca plontos itu seksi. Baru dapat kalimat itu soalnya, heheheh.

    ReplyDelete
  6. Replies
    1. hehehe.... yang penting sudah dibaca.
      terima kasih mau baca cerpen: PLONTOS

      Delete
    2. PLONTOS

      Ibu mertuaku menyarankan suamiku untuk banyak makan bayam.

      Delete
  7. PLONTOS

    Ia mulai lagi memerankan perannya sebagai seorang ibu ke anak lelakinya, walaupun secara halus dengan memanggil “Abi Zarah” untuk menghargai bahwa “anak”nya itu kini telah “ayah”.

    ReplyDelete
  8. hheheee kalu cowok diplontos ganteng, sudah pasti dia ganteng karena ga semua cowo ganteng dibotakin hahah setuju gak mbak? heee

    ReplyDelete
    Replies
    1. setuju 100%...hehehe
      terima kasih mau baca cerpen:
      PLONTOS

      Delete
    2. PLONTOS

      Zarah adalah nama anak perempuan pertamaku,

      Delete
  9. PLONTOS

    Aku memahaminya, dia pernah menyatakan kecemasannya terhadap jagoan satu-satunya itu,,,

    ReplyDelete

@eerlinda2005