Kepala plontos (foto dari:
informationng.com)
“Abi Zarah, hayuh tambahin lagi bening bayemnya,,,!! Gepuknya
juga..,!!” Ibu mertuaku menyarankan suamiku untuk banyak makan bayam. Ia mulai
lagi memerankan perannya sebagai seorang ibu ke anak lelakinya, walaupun secara
halus dengan memanggil “Abi Zarah” untuk menghargai bahwa “anak”nya itu kini
telah “ayah”. Zarah adalah nama anak perempuan pertamaku,
Aku memahaminya, dia pernah menyatakan kecemasannya terhadap
jagoan satu-satunya itu,,,
Kulihat suamiku memenuhi keinginannya, menambahkan sedikit
bayam dan sepotong gepuk daging sapi ke piringnya.
Mertuaku melanjutkan, “Pola hidup sehat dan mengkonsumsi
nutrisi yang tepat bakalan mencegah penyakit-penyakit yang akan menyerang
kita”.
Percakapan pun terhenti ketika suamiku yang duduk seberangku
menyandarkan tubuh ke belakang dan tersenyum seraya berkata, “Alhamdulillah,
kenyang... makasih Mah, enak banget.” Suamiku mengerlingku, dia tahu hari ini
ibu mertua yang sangat repot di dapur, dan suamiku paling memahami psikologi
mamanya.
Suamiku pun beranjak ke ruang TV, bergabung dengan anak-anak.
Aku dan ibu mertua masih saja duduk menikmati “cuci mulut”
butir butir anggur hijau dengan santai.
Tiba-tiba dia meneruskan kalimatnya sambil menatapku, “Neng,
di negeri sana tuh orang-orang udah balik ke pengobatan natural, ga perlu lagi
ngabisin uang untuk tanem rambut yang pasti aja ada effek sampingnya.”
Dia berhenti sejenak.
“Para praktisi kecantikan rambut di Barat melakukan riset
terhadap para pelanggan selama 10 sampai 15 tahunan terhadap orang-orang yang
sebelumnya diperkirakan punya kecenderunagn untuk botak, ternyata diketahui
bahwa dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung Iron sangat membantu
menstimulus akar rambut untuk tetap bertahan.” Dia berusaha menjelaskan
kepadaku materi bacaannya dengan panjang lebar.
Wajar saja kalau ia sangat cemas dengan rambut anaknya,
karena almarhum ayah mertua kepalanya plontos, hanya sedikit saja rambut di
kiri kanan dan bagian belakang. botak dari depan ke tengah dan belakang. Dia
tidak mau hal ini juga terjadi terhadap anak lelakinya. Ibu mertuaku berusaha
mencegah apa yang akan dialami putranya secara genetic.
Dia menghitung dan memperbincangkan kadar “zat besi” atau
yang disebut-sebutnya Iron disetiap bahan-bahan yang dimasaknya. Dia
menjelaskan padaku bahwa bayam banyak mengandung Iron, walaupun daging sapi
atau ayam barangkali kurang nutrisi tertentu, tapi bahan-bahan ini banyak
mengandung nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan rambut. Dia menambahkan
bahwa seorang laki-laki dewasa perlu minimal 8 mg zat besi setiap harinya.
Dialek Sunda-nya sangat kental. “Neng, nanem rambut ongkosnys
mahal pisan, bisa nyampe lima belas ribu dollar, walaupun ada yang empat ribu
dollar, kalo dirupiahkan...., Masyaallah Neng, lebih mahal dari ONH plus.”
Sambil mengulum sebutir anggur kecil, ingin kukatakan pada
ibu mertuaku ini bahwa pandangan dia dengan kepala plontos berseberangan dengan
pandanganku.
Dikalanganku dipercaya bahwa kepala suami yang plontos itu
seperti melambangkan ke-seks-iannya, perwujudan citra seorang suami yang
romantis... Benar atau tidaknya, entahlah....Tapi itulah yang kurasakan di
malam-malam yang kulalui bersamanya. Setiap keindahan diujung malam yang
kudapati, berakhir dengan kelelahan di awal pagi. Dan setiap pagi aku menatap
wajahnya, fokusku hanya pada mata dan senyumnya. Dia adalah suamiku, kebahagiaanku
dari Allah. Forget about rambut dikepalanya.
Ibu mertuaku terlalu berlebihan mengkhawatirkan putranya.
Seandainya dia tahu kalau aku lagi demen dengan plontos aktor legendaris Bruce
Willis dan juga “Disturbed” dalam video-nya “The Sound Of Silence” (Note: tidak
termasuk anting dan tatonya yaa, hanya suara dan plontosnya doang). Yes,
plontos tidak hanya seksi tapi juga atraktif. Aku percaya, dan lagian merasa
beruntung.
Meskipun nanti rambut di kepala suamiku mulai berguguran dan
alhamdulillah apabila ada uang $15K, tentunya aku akan memilih ONH saja
daripada memilih proyek “tanam rambut” di kepala plontosnya. Toh, suamiku makin
seksi dan kami pun bisa menunaikan ibadah rukun Islam yang kelima ini dengan
“plus”. Insyaallah…
“Mah, putra Mamah lelaki yang paling hebat di dunia dan aku
wanita yang beruntung telah menjadi istrinya,” aku tersenyum padanya sembari
beranjak dari dudukku untuk membereskan meja makan.
Aku juga sependapat, botak itu tak kalah seksi. Banyak kok cowok tampil plontos malah kliatan auranya.
ReplyDeletehehehe....asal jangan karena "penyakit"
Deleteterima kasih mau baca cerpen: PLONTOS
PLONTOS
Deletehihihi..toss, sama aku juga merasa plontos itu seksi
ReplyDeleteKepala plontos (foto dari: informationng.com)
DeleteHehehe ..
ReplyDeleteTooss, kak.
Kita sependapat 👋
hehehe... PLONTOS seksi.
Deletemet pagi
PLONTOS
DeleteIbu mertuaku menyarankan suamiku untuk banyak makan bayam.
bayam ngaruh ya kak? hehehee
DeleteBoksi ya kak, botak itu seksi. Hehe...ini cerpen tapi seperti pelajaran ipa, belajar kondisi tubuh. Waow
ReplyDeletehehehe...jadi malu atas pujiannya.
Deleteterima kasih mau baca cerpen: PLONTOS
PLONTOS
Delete“Abi Zarah, hayuh tambahin lagi bening bayemnya,,,!!
Aduh! Saya kok jadi pengen ngakak ya baca plontos itu seksi. Baru dapat kalimat itu soalnya, heheheh.
ReplyDeletehehehe...ternyata.
Deleteterima kasih mau baca cerpen: PLONTOS
PLONTOS
DeleteGepuknya juga..,!!”
Hehehe bingung mau komentar apa akuuuh
ReplyDeletehehehe.... yang penting sudah dibaca.
Deleteterima kasih mau baca cerpen: PLONTOS
PLONTOS
DeleteIbu mertuaku menyarankan suamiku untuk banyak makan bayam.
PLONTOS
ReplyDeleteIa mulai lagi memerankan perannya sebagai seorang ibu ke anak lelakinya, walaupun secara halus dengan memanggil “Abi Zarah” untuk menghargai bahwa “anak”nya itu kini telah “ayah”.
hheheee kalu cowok diplontos ganteng, sudah pasti dia ganteng karena ga semua cowo ganteng dibotakin hahah setuju gak mbak? heee
ReplyDeletesetuju 100%...hehehe
Deleteterima kasih mau baca cerpen:
PLONTOS
PLONTOS
DeleteZarah adalah nama anak perempuan pertamaku,
PLONTOS
ReplyDeleteAku memahaminya, dia pernah menyatakan kecemasannya terhadap jagoan satu-satunya itu,,,