Saturday, September 22, 2018

Kinali: Cinta yang Dipupuskan oleh Teknologi (1)

Ilustrasi, Foto dari: vectorstock.com

Perkenalkan namaku Arina. Umurku 27 tahun. Tujuh tahun pengalaman di dunia kecantikan. Profesiku adalah ahli rias (make up artist). Sekarang aku sedang bekerja disebuah asosiasi yang bergerak di bidang modeling yang memperkenalkan busana-busana karya putra-putri bangsa ke manca negara. Tanggung jawabku adalah menentukan kesesuaian tata rias dan tata busana untuk Fashion Show. Termasuk tata rias untuk Kinali.

Sejenak lupakan profesi dan pekerjaanku, aku ingin bertutur masalah umum-umum saja, yaitu masalah tentang cinta. 

Ya! CINTA!!!!

Cinta Kinali. 

Kinali adalah salah satu model yang harus ku make up. Kami sudah seperti bersaudara saja, dia sangat percaya padaku dan aku sangat menghargai semua sikap dan pandangannya. Kinali sangat cantik dan out going, ramah dan santun terhadap siapa saja. 

Banyak pujian positif tentang dirinya. Saat peragaan-peragaan busana, Kinali paling banyak mendapatkan perhatian. tepuk riuh, cahaya dari berbagai kamera, dan order langsung dari pembeli untuk setiap barang-barang yang dikenakannya, tidak hanya busana tapi juga aksesoris, tas, dan sepatu. Ya, banyak pelanggan memilih untuk membeli busana yang dikenakan oleh Kinali di runway.

Kinali memang luar biasa di runway. Mengenakan sepatu dengan hak 10 sampai 12 cm yang membuatnya kelihatan anggun berjalan, melangkahkan lulutnya lurus ke depan, menyilangkan panggulnya sehingga tekukan lutut tetap lentur dan konsisten di setiap langkahnya, ditambah lagi dengan pandangannya yang lurus ke depan dan sesekali memberi kontak mata ke hadirin, melangkah dengan badan yang lentur dan elegan di sepanjang runway membuat dia laksana seorang Supermodel.

Banyak pria yang mendekati Kinali untuk merebut cintanya, tapi Kinali bukan seorang yang mudah untuk didekati, apalagi untuk menjadi seorang kekasih hatinya. 

Hingga suatu ketika, sekitar dua tahun yang lalu, Kinali memperkenalkan seorang pria tampan, untuk penilaianku dia super tampan dan sangat intelek, dan mengatakan padaku mereka telah berkomitmen menjadi sepasang kekasih. Dua insan ini sangat intens menjalin kasih, terlihat mereka saling membutuhkan dan saling mengisi. Jalinan kasih itu sangat, sangat dalam. 

“Arina, kedua orangtuaku merestui hubungan kami, Bulan depan kami ada rencana mengadakan pesta kecil untuk pertunangan kami, sekalian menentukan hari pernikahan.” Kinali menyampaikan rasa kegembiraannya padaku, dan rasa yang tidak sabar menantikan hari peresmian hubungan itu. 

Tiga bulan kemudian kutemui Kinali di kediamannya, dia berubah, keceriannya masih tersisa tapi tidak ada kebahagiaan di sana, Buku-buku dari Gramedia tentang tips mengatasi broken heart, cara dan tip buat mengatasi kegagalan cinta, obat putus cinta, dan.... entah berapa banyak buku-buku sejenis di kamarnya.

“Semua itu helpless.” dia berkata kepadaku sambil pandangannya menyapu buku-buku yang tergeletak. Matanya mulai basah, Aku bisa menebak, ini yang keseratus-sekian kalinya dia menangis.

“Arina, aku tidak ingin me”nista”kan diriku hanya untuk melupakannya.” Kinali berkata di antara isak tangisnya.

“Aku perlu bantuan.” Kinali berucap.

“Aku memohon padamu Arina, please, luangkan waktumu untuk menemaniku ke dokter.” suaranya rendah. 

Aku tidak mengerti maksudnya, tubuhnya terlihat sehat dan bugar, ia tidak pernah mengeluh dengan tubuh rampingnya itu, tapi aku menghormati keputusannya dan berjanji aku tidak akan membiarkannya sendiri ke dokter. 

Aku sedikit kaget ketika kami mengarah ke dokter spesialis saraf. Kenapa tidak konsultasi saja dengan psikolog atau “dokter cinta”, atau mungkin alim ulama, kiyai, ustad atau ustadzah. 

“Semua nasihat dan kata-kata mereka yang baik dan bermanfaat, hasilnya sama dengan buku-buku terbaik yang kubaca, helpless.” Ucapnya

@Bersambung ………..


27 comments:

  1. Cerpennya bikin penasaraaaan. Selamat datang di dunia blogger dan dunia cerpen... Salam :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. sabar...hehehe
      terima kasih telah berkunjung ke cerpen ini:Kinali: Cinta yang Dipupuskan oleh Teknologi (1)

      Kinali: Cinta yang Dipupuskan oleh Teknologi (1)

      Delete
    2. Akan selalu bersabar hahahah :D

      Delete
    3. Kinali, Cinta yang Dipupuskan oleh Teknologi (1)

      Delete
  2. Yahh.. terus gimana dengan nasib pertunangan merekaa?

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe.... silahkan baca bagian 2.

      Terima kasih mau mengunjungi cerpen: Kinali: Cinta yang Dipupuskan oleh Teknologi (1)

      Delete
    2. Kinali, Cinta, yang Dipupuskan oleh Teknologi (1)

      Delete
  3. Duh penasaran deh. Ditunggu lanjutannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. silahkan baca bagian 2.... hihihi
      Terima kasih mau mengunjungi cerpen: Kinali: Cinta yang Dipupuskan oleh Teknologi (1)

      Delete
    2. Kinali, Cinta, yang, Dipupuskan oleh Teknologi (1)

      Delete
  4. Ini kena kasus apa, nih? Kenapa tiba-tiba malah ngajak ke dokter syaraf?

    ReplyDelete
    Replies
    1. silahkan baca bagian 1 dan 2 secara detail. hehehe
      Terima kasih mau mengunjungi cerpen: Kinali: Cinta yang Dipupuskan oleh Teknologi (1)

      Delete
    2. Kinali, Cinta, yang, Dipupuskan, oleh Teknologi (1)

      Delete
  5. Iyaa, gegara putus cinta smapai kena syaraf gitu ya? atau memang dia kena syaraf, hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe.... silahkan baca bagian 1: Kinali: Cinta yang Dipupuskan oleh Teknologi (1) dan (2).

      Delete
    2. Kinali, Cinta, yang, Dipupuskan, oleh, Teknologi (1)

      Delete
  6. duh kok gantung begini..ditunggu lanjutannya yaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. sudah ada sambungan dari: Kinali: Cinta yang Dipupuskan oleh Teknologi (1).
      Silahkan baca bagian (2)….hehehe

      Delete
    2. Cinta yang Dipupuskan oleh Teknologi (1).

      Perkenalkan namaku Arina.

      Delete
  7. Aku baca 2 dulu...baru yang 1. Tapi jempol, bagus. Aku suka...

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe...ditunggu baca bagian 1: Kinali: Cinta yang Dipupuskan oleh Teknologi (1)
      Terima kasih telah berkunjung ke blogger saya

      Delete
    2. Kinali: Cinta yang Dipupuskan oleh Teknologi (1)
      Ilustrasi, Foto dari: vectorstock.com

      Delete
  8. Baru baca yang ini uda bikin penasaran cerpennya kak.. keren deh salut buat kakka.. aku gapernah bkin cerpen karena gabisa ka hee

    ReplyDelete
  9. tersipu sipu dipuji...hehehe
    Terima kasih mau mengunjungi cerpen:
    Kinali: Cinta yang Dipupuskan oleh Teknologi (1)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kinali: Cinta yang Dipupuskan oleh Teknologi (1)

      Perkenalkan namaku Arina. Umurku 27 tahun. Tujuh tahun pengalaman di dunia kecantikan. Profesiku adalah ahli rias (make up artist). Sekarang aku sedang bekerja disebuah asosiasi yang bergerak di bidang modeling yang memperkenalkan busana-busana karya putra-putri bangsa ke manca negara

      Delete
  10. Cerpen kisah si peragawati Kinali ini keren banget diikuti.
    Terutama sisi psikologisnya.

    Dibalik sosoknya yang cantik semampai dan selalu terlihat cheerful, sebetulnya tersimpan sisi 'tak bahagia sesungguhnya'.

    Ini menggambarkan, kalau benar apa kata pepatah tak ada manusia yang sempurna ya,kak.

    ReplyDelete

@eerlinda2005