Ilustrasi, Foto dari: vectorstock.com
Perkenalkan namaku Arina. Umurku 27 tahun. Tujuh tahun
pengalaman di dunia kecantikan. Profesiku adalah ahli rias (make up artist).
Sekarang aku sedang bekerja disebuah asosiasi yang bergerak di bidang modeling
yang memperkenalkan busana-busana karya putra-putri bangsa ke manca negara.
Tanggung jawabku adalah menentukan kesesuaian tata rias dan tata busana untuk
Fashion Show. Termasuk tata rias untuk Kinali.
Sejenak lupakan profesi dan pekerjaanku, aku ingin bertutur
masalah umum-umum saja, yaitu masalah tentang cinta.
Ya! CINTA!!!!
Cinta Kinali.
Kinali adalah salah satu model yang harus ku make up. Kami
sudah seperti bersaudara saja, dia sangat percaya padaku dan aku sangat
menghargai semua sikap dan pandangannya. Kinali sangat cantik dan out going,
ramah dan santun terhadap siapa saja.
Banyak pujian positif tentang dirinya. Saat peragaan-peragaan
busana, Kinali paling banyak mendapatkan perhatian. tepuk riuh, cahaya dari
berbagai kamera, dan order langsung dari pembeli untuk setiap barang-barang
yang dikenakannya, tidak hanya busana tapi juga aksesoris, tas, dan sepatu. Ya,
banyak pelanggan memilih untuk membeli busana yang dikenakan oleh Kinali di
runway.
Kinali memang luar biasa di runway. Mengenakan sepatu dengan
hak 10 sampai 12 cm yang membuatnya kelihatan anggun berjalan, melangkahkan
lulutnya lurus ke depan, menyilangkan panggulnya sehingga tekukan lutut tetap
lentur dan konsisten di setiap langkahnya, ditambah lagi dengan pandangannya
yang lurus ke depan dan sesekali memberi kontak mata ke hadirin, melangkah
dengan badan yang lentur dan elegan di sepanjang runway membuat dia laksana
seorang Supermodel.
Banyak pria yang mendekati Kinali untuk merebut cintanya,
tapi Kinali bukan seorang yang mudah untuk didekati, apalagi untuk menjadi
seorang kekasih hatinya.
Hingga suatu ketika, sekitar dua tahun yang lalu, Kinali
memperkenalkan seorang pria tampan, untuk penilaianku dia super tampan dan
sangat intelek, dan mengatakan padaku mereka telah berkomitmen menjadi sepasang
kekasih. Dua insan ini sangat intens menjalin kasih, terlihat mereka saling
membutuhkan dan saling mengisi. Jalinan kasih itu sangat, sangat dalam.
“Arina, kedua orangtuaku merestui hubungan kami, Bulan depan
kami ada rencana mengadakan pesta kecil untuk pertunangan kami, sekalian
menentukan hari pernikahan.” Kinali menyampaikan rasa kegembiraannya padaku,
dan rasa yang tidak sabar menantikan hari peresmian hubungan itu.
Tiga bulan kemudian kutemui Kinali di kediamannya, dia berubah,
keceriannya masih tersisa tapi tidak ada kebahagiaan di sana, Buku-buku dari
Gramedia tentang tips mengatasi broken heart, cara dan tip buat mengatasi
kegagalan cinta, obat putus cinta, dan.... entah berapa banyak buku-buku
sejenis di kamarnya.
“Semua itu helpless.” dia berkata kepadaku sambil
pandangannya menyapu buku-buku yang tergeletak. Matanya mulai basah, Aku bisa
menebak, ini yang keseratus-sekian kalinya dia menangis.
“Arina, aku tidak ingin me”nista”kan diriku hanya untuk
melupakannya.” Kinali berkata di antara isak tangisnya.
“Aku perlu bantuan.” Kinali berucap.
“Aku memohon padamu Arina, please, luangkan waktumu untuk
menemaniku ke dokter.” suaranya rendah.
Aku tidak mengerti maksudnya, tubuhnya terlihat sehat dan
bugar, ia tidak pernah mengeluh dengan tubuh rampingnya itu, tapi aku
menghormati keputusannya dan berjanji aku tidak akan membiarkannya sendiri ke
dokter.
Aku sedikit kaget ketika kami mengarah ke dokter spesialis
saraf. Kenapa tidak konsultasi saja dengan psikolog atau “dokter cinta”, atau
mungkin alim ulama, kiyai, ustad atau ustadzah.
“Semua nasihat dan kata-kata mereka yang baik dan bermanfaat,
hasilnya sama dengan buku-buku terbaik yang kubaca, helpless.” Ucapnya
@Bersambung ………..
Cerpennya bikin penasaraaaan. Selamat datang di dunia blogger dan dunia cerpen... Salam :)
ReplyDeletesabar...hehehe
Deleteterima kasih telah berkunjung ke cerpen ini:Kinali: Cinta yang Dipupuskan oleh Teknologi (1)
Kinali: Cinta yang Dipupuskan oleh Teknologi (1)
Akan selalu bersabar hahahah :D
Deletesudah ada sambungannya….hehehe
DeleteKinali, Cinta yang Dipupuskan oleh Teknologi (1)
DeleteYahh.. terus gimana dengan nasib pertunangan merekaa?
ReplyDeletehehehe.... silahkan baca bagian 2.
DeleteTerima kasih mau mengunjungi cerpen: Kinali: Cinta yang Dipupuskan oleh Teknologi (1)
Kinali, Cinta, yang Dipupuskan oleh Teknologi (1)
DeleteDuh penasaran deh. Ditunggu lanjutannya.
ReplyDeletesilahkan baca bagian 2.... hihihi
DeleteTerima kasih mau mengunjungi cerpen: Kinali: Cinta yang Dipupuskan oleh Teknologi (1)
Kinali, Cinta, yang, Dipupuskan oleh Teknologi (1)
DeleteIni kena kasus apa, nih? Kenapa tiba-tiba malah ngajak ke dokter syaraf?
ReplyDeletesilahkan baca bagian 1 dan 2 secara detail. hehehe
DeleteTerima kasih mau mengunjungi cerpen: Kinali: Cinta yang Dipupuskan oleh Teknologi (1)
Kinali, Cinta, yang, Dipupuskan, oleh Teknologi (1)
DeleteIyaa, gegara putus cinta smapai kena syaraf gitu ya? atau memang dia kena syaraf, hehe
ReplyDeletehehehe.... silahkan baca bagian 1: Kinali: Cinta yang Dipupuskan oleh Teknologi (1) dan (2).
DeleteKinali, Cinta, yang, Dipupuskan, oleh, Teknologi (1)
Deleteduh kok gantung begini..ditunggu lanjutannya yaa
ReplyDeletesudah ada sambungan dari: Kinali: Cinta yang Dipupuskan oleh Teknologi (1).
DeleteSilahkan baca bagian (2)….hehehe
Cinta yang Dipupuskan oleh Teknologi (1).
DeletePerkenalkan namaku Arina.
Aku baca 2 dulu...baru yang 1. Tapi jempol, bagus. Aku suka...
ReplyDeletehehehe...ditunggu baca bagian 1: Kinali: Cinta yang Dipupuskan oleh Teknologi (1)
DeleteTerima kasih telah berkunjung ke blogger saya
Kinali: Cinta yang Dipupuskan oleh Teknologi (1)
DeleteIlustrasi, Foto dari: vectorstock.com
Baru baca yang ini uda bikin penasaran cerpennya kak.. keren deh salut buat kakka.. aku gapernah bkin cerpen karena gabisa ka hee
ReplyDeletetersipu sipu dipuji...hehehe
ReplyDeleteTerima kasih mau mengunjungi cerpen:
Kinali: Cinta yang Dipupuskan oleh Teknologi (1)
Kinali: Cinta yang Dipupuskan oleh Teknologi (1)
DeletePerkenalkan namaku Arina. Umurku 27 tahun. Tujuh tahun pengalaman di dunia kecantikan. Profesiku adalah ahli rias (make up artist). Sekarang aku sedang bekerja disebuah asosiasi yang bergerak di bidang modeling yang memperkenalkan busana-busana karya putra-putri bangsa ke manca negara
Cerpen kisah si peragawati Kinali ini keren banget diikuti.
ReplyDeleteTerutama sisi psikologisnya.
Dibalik sosoknya yang cantik semampai dan selalu terlihat cheerful, sebetulnya tersimpan sisi 'tak bahagia sesungguhnya'.
Ini menggambarkan, kalau benar apa kata pepatah tak ada manusia yang sempurna ya,kak.