Saturday, December 1, 2018

Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)

Eiffel dan terowongan tulang belulang (Photo: Thomas Sentpetery).

Alya menatap tidak percaya pada iklan yang di forward oleh Dian via WA. Diskon penerbangan domestik dan internasional secara besar-besaran. bayangkan saja diskon 20% bakal diambil, apa lagi diskon 40%-70%... Siapa nolak? Don't think twice... Jari telunjuknya menyapu naik turun meneliti jumlah persen potongan harga di setiap penerbangan, dan angka-angka nominal yang harus dikeluarkannya.

Serasa di puncak menara membayangkan akan ngepack  barang-barang. Sebelum mengisi permohonan cuti, Alya berpikir lebih baik yakin dulu siapa saja yang akan bersedia bersamanya untuk menikmati tawaran yang super menggiurkan ini. “Biar ditanyain dulu siapa aja yang akan mau pergi denganku menikmati angin autum breeze nun jauh di Eropah....wow banget deh”

“Engga ah, ngapain lagi harus di spot yang sama?” Dian berkomentar, “Lagi-lagi Eiffel”.

“Tapi kali ini bukan background dimana dan ke mana kita Hun, tapi apa yang kita carry!”, Hun adalah singkatan dari kata Honey, Istilah cool Alya untuk menggantikan kata “say” buat teman-teman dekatnya dalam percakapan sehari-harinya. “Ini bukan acara pemotretan yaa, ini hunting...berburu...!!”

“Belanja?!” Dian menegaskan.

Mengajak Dian untuk bepergian susah-susah gampang, tapi akhirnya mereka dapat dipastikan tinggal memilih tanggal yang cocok untuk ketersediaan tiket dan persetujuan jadwal cuti, tidak perlu lama-lama yang penting belanja-belanja dan acara fiesta di akhir tahun.

“Menikmati kopi di pinggiran jalan, menatap Eiffel Tower, sekaligus menikmati sentuhan dipenghujung musim gugur, menjelang musim dingin... di jamin romantis, bakal seperti di film-film romans, hhmmm...” Alya berkata ke Dian.

Alya melanjutkan, “Oh ya Dian, ntar aku bisa pake koleksi sepatuku lho. Aku udah ngebayangin aja make thigh-high boots-ku, plus sweater bulu, shawl, beanie, kapan lagi tampil gituan?”

”Wah-wah, ntar suitcase kita bakal berat nih, kalo perginya udah berat gimana pulangnya?” Dian menyela.

Alya membiarkan Dian yang membuat traveling plan. Alya percaya padanya. Untuk soal manajemen planning, Dian paling handal, apalagi cuma buat itinerary tiga hari di Paris. That's such an easy peasy thing buatnya, pikir Alya.

“Tujuan kita Champs Elysees, OK?” Berulang Alya mengingatkan Dian.

Dian sangat tahu bangunan apa yang dimaksud Alya, tempat berdiri tegak toko Louis Vuitton. Sebuah bangunan LV dan Sephora di Champs-Elysees, membuat aktivitas belanja-belanja jadi komplit, paket jumbo, super indah,  berbagai tas, busana, dan gemerlap permata.

******

Langit Paris seperti hampa.

Alya dan Dian berdiri di antara antrian yang tidak begitu panjang menatap menara Eiffel. Mereka menunggu giliran untuk melewati sebuah pintu yang berada di bangunan kecil berwarna hijau tua seperti pos jaga. Setelah dibentuk pergrup, Alya dan Dian melangkahkan kakinya ke pintu kecil itu, di sana mereka harus menuruni seratus lebih anak tangga menuju ke perut bumi.

“Inikah dungeon itu?” Alya bertanya dengan suara rendah. Mereka mengunjungi wajah lain dari gemerlap kota Paris, persis selapis di bawahnya.....

Inilah Paris dengan sejarah panjangnya. Inilah labirin catacombs....

Dungeon dan tulang-belulang warga Paris tersimpan di Paris Catacombs. Tengkorak-tengkorak yang berjumlah lima kali lipat dibanding dengan jumlah penduduk Paris yang bersileweran di luar atas sana.

Di lorong bawah tanah ini terasa dingin, barangkali di bawah 14 derjat celcius.

Di kiri dan kanan terowongan tersusun rapi tulang-tulang penduduk Paris...benar-benar alam kematian “realm of death”....

Susunan tengkorak di bawah Menara Eiffel 
(foto: Getty Images/Lonely Planet Images)

Sebuah guci “Seperti guci keramik hiasan di rumah nenek, tapi besar....besar banget” Alya bepikir. Astagfirullah al azim...semua yang terpajang di galeri ini adalah susunan dan rangkaian tulang belulang dan tengkorak!” Alya merinding, perutnya terasa mual.

Terdengar celetuk dari salah seorang dalam grup “Fanthom of the Opera”.

******

Langit Paris tidak cerah.

Alya dan Dian berdiri di antara anak tangga Louis Vuitton Champs Elysees. Menara Eiffel terlihat angkuh dan Alya menoleh ke pintu masuk took.

“Ayo masuk!” Dian mengajak Alya untuk segera melangkah masuk.

Alya ragu sejenak. Pintu toko terbuka lebar, pertanda dengan hangat mempersilakan pembeli masuk. Alya masih saja berdiri memandangi pembeli yang masuk, kakinya begitu berat untuk melangkah.

'Kenapa?” Dian bertanya.

******

# Bersambung ke bagian 2.

65 comments:

  1. Ngeri-ngeri sedap ngelewatin terowongannya... Barangkali tinggal tulang belulang, tapi nuansanya 😱😱😱😱😱 suraaam..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yaa ada ngerinya ada sedapnya juga, untungnya rombongan...

      terima kasih sudah singgah di :
      Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)

      Delete
  2. Waaahhhhh, senangnyaaaa... akhirnya ada lagi postingan baru, bakalan keren banget nih.

    Saya pertama kali tau tentang tengkorak-tengkorak itu di foto teman efbi saya, serem sekaligus mual juga ya kalau berada di situ, membayangkan semacam berada di dalam kubur, berteman para tengkorak hiii...

    Btw ceritanya asyik deh mba, membayangkan dulu sebelum nikah, mengapa saya cuman berada di seputaran kantor saya aja yak hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Akhirnya....bisa juga ngeposting satu cerita...Thanks ya Mbak!

      terima kasih sudah singgah di :
      Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)

      Delete
    2. hihihi, menanti cerita lainnya mbaaa :D
      Selalu ke sini dan sedih kalau belum ada postingan hihihi

      Delete
    3. Sorry Mbak...slow banget...

      terima kasih sudah singgah di :
      Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)

      Delete
  3. Duh, serem mbak. Aku bisa pingsan lihat tengkorak sebanyak itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, jumlahnya lebih banyak dari penduduk Paris di luar sana.

      terima kasih sudah singgah di :
      Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)

      Delete
  4. Serem bgt mb
    Bayangin jalan ke situ sendiri malem2 terus ketemu valak xixixi deuh maapkan imajinasi sy

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ntar kalo shopping ke Paris, sempetin mampir Catacomb deh, tapi jangan sendiri dan malem2...

      terima kasih sudah singgah di :
      Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)

      Delete
  5. Wooooo baru tau kalau di sana ada terowongan tengkoraknya..... serem juga ih kalau harus melewati itu...untungnya saya belum pernah ke Paris.. hiks kok sedih ya..hari gini belum juga kesampaian pergi jelong2 ke luar negara 😭

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya, untung mbak belum ke Paris... jadi jangan sedih, ntar kalo ke sana mbak bisa nyempetin ke catacomb, walaupun katanya "nasty" tulang2 atau bone decorations ini sukses untuk menarik para turis...

      terima kasih sudah singgah di :
      Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)

      Delete
  6. Wahh rame nih ceritanya, Seakan-akan juga pengen gabung ama Alya dan Dian buat jalan-jalan hehehe. can't wait for the next chapter :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alya dan Dian pasti happy banget...

      terima kasih sudah singgah di :
      Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)

      Delete
  7. Saya ingin tuh, masuk ke Catacombs, tapi khawatir habis itu nggak bisa tidur.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Takut ada yang ngikutin ya Mbak...;)

      terima kasih sudah singgah di :
      Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)

      Delete
  8. Itu tulang beneran kak di bawah menara eifel? Ternyata dibalik cerita eifel yang mewah nan mempesona ternyata banyak cerita mistis dibelakangnya ya kak.. kutubggu episode berikutnyaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jarak dari Menara Eiffel ke pintu masuk Catacomb sekitar 4 menit via Taxi/Uber atau sekitar 5 km...

      terima kasih sudah singgah di :
      Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)

      Delete
    2. Yuk ah kapan donk kita kesana bersama temen temen blogger.. part duanya ditunggu ya kak

      Delete
    3. Hayuh mbak...pengen banget bisa jalan bareng...mana jadi turis lagi...;)

      Delete
  9. Seram banget ngebayangin berada di dekat tumpukan tengkorak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Serem Mbak, walaupun tulang-tulang dan tengkorak itu sudah disusun rapi dan didisain indah sebagai dekorasi...

      terima kasih sudah singgah di :
      Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)

      Delete
  10. Alya dan Dian jalan2 hhmm seru sih. Tapi kalau ketemu tengkorak sebanyak itu hiii syeremmmm! Benrean ga sih ini ceritanya? Di bawah Menara Eiffel isinya tengkorak. Ditunggu kisah selanjutnya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tengkoraknya banyak banget Mbak, sekitar 6 juta penduduk Paris yang di"rumah"kan di catacomb ini...Di bawah kota Paris ini catacombsnya hampir 300 km

      terima kasih sudah singgah di :
      Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)

      Delete
  11. Jadi penasaran ini. Apakah Alya melihat sesuatu di dalam toko yang ada hubungannya sama katakomb? Atau ... Aaakkkk mana lanjutannyaaaaaaaa *pukul pukul meja* 😁😁😁🤗

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sabar atuh Teh...kasihan mejanya...;)

      terima kasih sudah singgah di :
      Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)

      Delete
    2. Hahahaha mejanya sudah pukul balik saya 😂 qiqiqiqqiiq

      Delete
  12. Itu di Paris... ada yang serem begitu yaaaa duuuuh ._.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Paris Catacombs...terowongan yang dihiasi oleh tulang-tulang dan tengkorak sepanjang kilo-an meter, ada sekitar 6 juta penduduk Paris yang menyapa kita sepanjang labirin catacombs...;)

      terima kasih sudah singgah di :
      Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)

      Delete
  13. Replies
    1. Koleksi tengkorak dan tulang belulang Mbak...

      terima kasih sudah singgah di :
      Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)

      Delete
  14. walahhh..dingin bangett yahh dibawah lorong sampe 14'

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dingin dan serem...

      terima kasih sudah singgah di :
      Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)

      Delete
    2. Kayaknya dingin juga efek dari banyak tengkorak jadi suasananya dingin dan pastinya mistis ya ka

      Delete
  15. ternyata dibalik keindahannya ada kengerian dibawahnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Indah kemilau Kota Paris di atas....di bawahnya, dalam dingin dan gelap terowongan Paris yang dihuni oleh jutaan "penduduk" lainnya

      terima kasih sudah singgah di :
      Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)

      Delete
  16. Catacomb-nya mirip lah ya dengan makam batu di Toraja. Tiba-tiba gak mood shopping! Jangan-jangan ada yang ikutan naik...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener Mbak... Catacombs Paris ini adalah lorong-lorong terowongan bekas tambang limestone zaman dulu...ada sekitar 300 km...dan sekitar 30 meter di bawah permukaan tanah..
      Kalau udah mikir kematian, gemerlap dunia terkadang mendadak pergi..

      terima kasih sudah singgah di :
      Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)

      Delete
  17. Wah... Baru tahu mb... Kl ada susunan tengkorak spt itu.. Sejarahnya gimana? Tulisannya baguuus bgt mb...👍👍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Overflow pekuburan Mbak, jadi mereka di rumahkan di terowongan bekas tambang batu zaman dulu, ada sekitar 6 jutaan "orang" yang tinggal di sana..termasuk orang2 orang penting Perancis

      terima kasih sudah singgah di :
      Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)



      Delete
  18. Wah..serem. Baru tau tentang tengkorang yang ada di dalam terowongan itu mbak. Ditunggu bagian ke 2 nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, sereemmm

      terima kasih sudah singgah di :
      Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)

      Delete
  19. Kok ky baca cerita horor ya mbak, penasaran banget kelanjutan ceritanya mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kelanjutannya ga horror koq mbak...:)

      terima kasih sudah singgah di :
      Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)

      Delete
  20. Akh mungkinkah ..seringkali terdengar suara~suara misterius di dalam sana ??.

    Tapi diluar sisi kengeriannya, seninya tinggi, meski tak lazim.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Katanya sih ada suara2 di bagian terowongan yang lain, karena anak2 muda Paris sering mengadakan aktivitas di sana, mereka juga membuat theater buat nonton bareng.

      terima kasih sudah singgah di :
      Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)

      Delete
  21. sepertinya beraroma horor ini cerita

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pengen banget bisa sukses menulis cerita horror mbak, yang ini mah lokasinya yang horror...;)

      terima kasih sudah singgah di :
      Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)

      Delete
  22. aih, serem ya emang paris. kayaknya kelanjutannya lbh serem nih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untung ya mbak kalo kota Paris itu banyak turisnya, kalo sepi turis barangkali udah jadi kota hantu..;)

      Delete
  23. Mbak jago banget bikin cerita serem begini, bikin novel dong...pasti kece deh :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. wuehehehe bener banget tuh, bikin novel dengan cerita yang berlanjut pasti seru banget wuehehe

      Delete
    2. Thank you mbak Muyass and mas Andrie... lagi belajar membuat "sesuatu" yang serem.

      terima kasih sudah singgah di :
      Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)

      Delete
  24. Duh, endingnya bikin penasaran bangeet. mana dalam bayanganku Paris itu suram kelabu banyak tikus :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waddehh, koq ngebayangin yang serem gitu mbak?

      terima kasih sudah singgah di :
      Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)

      Delete
  25. Aslik baru tau mba duh padahal PARIS itu wishlist bangets

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ntar kalo ke Paris, jangan lupa visit Paris Catacombs, ada juga Mausoleum yang bangunannya artistic seperti Paris Pantheon, tempat disemayamkannya Marie Currie, Victor Hugo, Braille, Voltaire, dsb...

      terima kasih sudah singgah di :
      Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)


      Delete
  26. kira-kira alyaa kenapaaaaa T_T apa dibuntuti sesuatu dari catacombs... alyaaaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener mas, ada bayang-bayang yang membuntuti dan sedang menghantui Alya...

      terima kasih sudah singgah di :
      Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)

      Delete
  27. tengkorak bawah eiffle towe r tu mengingatkan saya filem as above so below

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iye, itulah die movie tu Nies, Paris Catacomb..

      terima kasih sudah singgah di :
      Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)

      Delete
  28. Ooh di balik keindahan menara Eiffel tersimpan cerita miaterius yang mistis ya ? Penasaran.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Negara yang udah lama eksis...banyak menyimpan kejadian jadi ada mistisnya..;)

      terima kasih sudah singgah di :
      Derita dan Kemewahan Kota Paris (Bagian 1)

      Delete
  29. Mba itu real ya? Saya baru tau dibawah menara eifel ada sesuatu yg menyeramkan?

    ReplyDelete

@eerlinda2005